Manakala seorang ayah atau ibu merasa kurang nyaman dengan keributan yang terjadi akibat pertengkaran tersebut, muncul tawaran kepada sang kakak berupa mobil asli alias bukan semata-mata mobil mainan apabila ia mau mengalah pada adiknya.Â
Dari perumpamaan ini setidaknya tidak jauh berbeda dengan berbagai tawaran Allah kepada hambanya yang mau mengalah memberikan dunia dengan perumpamaannya sebagai permainan ini kepada orang yang lebih membutuhkan permainan tersebut.Â
Bila diperumpamakan seperti demikian maka secara logika seseorang akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik ketika ia memiliki sesuatu yang bisa ia korbankan.
Misalnya seseorang yang punya banyak harta, dengan penuh keikhlasan ia memberikan sebagian hartanya itu kepada orang yang membutuhkan. Harta dan segala sesuatu yang disebut gemerlap dunia mustahil didapatkan dengan cara instan tanpa usaha.Â
Sehingga dari perumpamaan kecil ini seharusnya dapat meluruskan perspektif keliru bahwa tidak ada larangan bagi umat Islam untuk meletakkan dunia di genggamannya.Â
Tidak masalah apabila dibalik perjuangan mengejar dunia terdapat tujuan mencari ridha Allah di akhirat. Kesimpulannya adalah nasib seseorang di akhirat ditentukan oleh bagaimana nasib ia selama hidup di dunia.Â
Dengan demikian manfaatkanlah permainanmu maksudnya dunia ini dengan sebaik-baiknya.
Wallahu A'lam Bisshowab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H