Mampir dan mengobrol
Ada kakak rohani kami yang kini berdomisili di Jakarta, datang main ke Jawa Tengah. Orang tuanya masih ada di Semarang. Mereka bermain ke tempat wisata sekitar Salatiga, lalu mengajak kami ketemu untuk makan ronde (sekoteng)--minuman khas Salatiga.
Selain makan, kami bisa mengobrol berbagi cerita dan saling menguatkan. Tak lupa, mereka mendoakan keluarga kami.
Ada teman kuliah dan komunitas yang sama, kini berdomisili di Surabaya, sedang mudik ke Semarang. Ia datang ke rumah bersama calonnya, dan beberapa teman persekutuan. Mereka membawakan kue untuk anak kami. Kami juga banyak sharing, bercanda, dan mengenang masa-masa kuliah. Temanku ini, jurusan teologi, juga mendoakan untuk keluarga kami. Terima kasih ya kakak dan teman-teman!
Undangan makan malam
Sudah menjadi tradisi dalam keluarga kecil kami untuk mengerjakan projek berbagi. Kali ini, kami mendapat ide untuk melakukan open house kecil-kecilan. Kami sadar banyak keterbatasan, jadi bagaimana mau menyambut tamu?
Kami kerjakan berdua. (Romantis nih ye!) Aku dan istri membereskan rumah, istri berbelanja dan memasak. Si kecil dititipkan di tempat Mbah. Mbah juga membantu memasak nasi dan lauk. Terima kasih ya Mbah!
Kami mengundang teman-teman mahasiswa Simalungun (daerah asal istri, orang Batak). Kami pernah diundang dalam acara Marsumbuhsihol (temu kangen). Begini-begini kami sudah dianggap orang tua, hehe.
Selain itu kami mengundang teman-teman persekutuan dan guru-guru Sekolah Minggu yang tidak pulkam. Selepas ibadah tutup tahun, kami mengundang mereka untuk santap malam di rumah. Bisa makan sambil mengobrol, bercanda dan saling berkenalan. Mereka datang silih berganti sampai hampir jam 11 malam. Lalu lanjut ke acara masing-masing.
Kami mengajak serta Mbah ke acara makan malam. Selesai para tamu pulang, kami menyaksikan penyalaan petasan dan kembang api di teras. Lalu saling memberi ucapan kepada tetangga. Indahnya kerukunan ini!Â
Dalam budaya orang Batak, ada tradisi mandokhata saat Natal dan pergantian tahun (bicara, saling bermaafan). Sedang di keluarga asalku, tak ada acara begituan. Maka, istriku mengambil inisiatif untuk mengadaptasi acara itu mumpung Mbah datang menginap. Lalu kami akhiri dengan berdoa dan beristirahat.