Dia lahir untuk kami | Dia mati untuk kami | Dia bangkit bagi kami semua...
***
Di atas adalah penggalan salah satu lagu rohani yang terkenal, berjudul "Dia Lahir untuk Kami". Natal adalah peringatan hari kelahiran Yesus ke dunia. Semua orang Kristen merayakannya dengan ibadah khusus, saling berbagi hadiah, pakaian baru, lagu-lagu ceria, serta dekorasi yang meriah. Intinya, kelahiran Yesus ke dunia menjadi anugerah bagi semua orang percaya. Anugerah ini harus diteruskan kepada sesama, khususnya mereka yang membutuhkan.
Dua minggu ini, setelah pelaksanaan tes akhir semester sekolahku mengadakan kegiatan jeda semester. Bentuk kegiatannya yakni mendekor kelas, membungkus kado untuk saling ditukar, berbagai perlombaan, jalan sehat sambil berbagi, serta membuat kartu Natal. Mendekor kelas, lomba-lomba, dan membungkus kado sudah dilakukan minggu lalu. Hari ini banget, kami bersama anak-anak melakukan jalan sehat di sekitar lingkungan sekolah sambil berbagi.
Minggu lalu sudah diumumkan di grup orang tua, pada hari Senin anak-anak akan memakai pakaian olahraga saat jalan kaki. Tak lupa, mereka juga harus membawa bekal botol minum dan dua buah roti @Rp5.000-an. Tapi, roti ini bukan untuk mereka makan. Lantas...? Mereka akan membagikannya kepada orang-orang yang ditemui di jalan maupun di pasar.
Dari kegiatan jalan sehat hari ini, anak-anak belajar:
1) Meski kecil, belajar untuk memberi
Seperti slogan sekolah kami, "Shine from the Beginning", murid-murid juga diajarkan untuk membagikan terang bagi lingkungan sekitar. Memberikan roti kepada orang asing yang ditemui di jalan, seperti juru parkir, tukang becak, penjual di pasar, pengemis, maupun warga yang ditemui.
Meski sebungkus roti tidak mengenyangkan, apalagi orang Indonesia memiliki "perut nasi", namun kami bisa melihat senyum sumringah dari warga yang menerima roti dari anak-anak. Sebungkus roti ini juga menjadi simbol bahwa mereka punya kepedulian kepada orang lain. Membagikan terang sekecil apa pun.
2) Memberi, malah diberi