Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Minim Dana? Ini Tips Merenovasi Rumah

4 Desember 2024   09:02 Diperbarui: 4 Desember 2024   10:43 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merenovasi rumah sendiri | foto: www.smsperkasa.com

Semua hal dalam hidup ini butuh uang. Dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian. Demikian pula dalam urusan rumah tangga. Perbaikan rumah yang bocor, misalnya. Butuh uang untuk biaya material maupun ongkos tukang.

Sekarang, harga material dan ongkos tukang kian mahal, imbas dari inflasi. Kalau material, mau tak mau harus dibeli. Kecuali material seperti kayu, bagi orang kampung yang punya pohon di ladangnya. Ongkos tukang pun begitu, bahkan lebih mahal dari upah harian pekerja kantoran.

Jika Anda berpenghasilan besar, bukan soal untuk memanggil tukang profesional. Daripada repot, panggil tukang, beres. Namun, jika penghasilan pas-pasan seperti aku, pasti meresahkan. Berikut tips untuk merenovasi rumah meski minim dana.

1) Mencicil beli peralatan

Perkara rumah tangga tidak harus semua dikerjakan tukang. Misalnya sekedar membuat rak buku atau rak perkakas ringan seperti koper, selimut, dan tas; bisa dibuat sendiri. Papan dan kayu tersedia di toko material.

Untuk mengerjakannya dibutuhkan skill dasar membuat pola, mengukur, memotong kayu, hingga memukul paku. Untuk itu, tentu perlu peralatan yang memadahi. Jika belum punya, bisa pinjam tetangga. Tapi apa ya mau pinjam terus-menerus? Apalagi kalau tetangga juga sedang memakai. 

Perlu mencicil beli peralatan dasar untuk menukang seperti palu, gergaji, dan meteran. Aku hobi membuat perkakas, jadi peralatan dasar itu wajib aku punya. Bahkan beli tool box untuk menyimpan perkakas itu. Kelak jika ada perbaikan ringan lainnya, perkakas ini amat berguna.

2) Jika ada laki-laki di rumah, coba kerjakan sendiri

Memanjat atap adalah pekerjaan berisiko, layaknya dilakukan oleh laki-laki. Tapi, jika keadaan memaksa, perempuan juga tak dilarang buat memanjat. Tentara perempuan juga ada, bukan?

Jika ada laki-laki di rumah (suami atau anak dewasa), sebaiknya dikerjakan sendiri dulu. Demi menghemat pengeluaran. Apalagi jika cuma pekerjaan sepele. Dikerjakan sendiri juga bisa. Kalau tak punya ilmunya? Di Youtube melimpah informasi.

Aku bukan ahli listrik. Buat mengganti saklar ruang tamu yang soak pun, aku pernah berdebat dengan istri. Mau panggil tukang, nanggung. Tak panggil tukang, aku takut mengerjakan sendiri.

"Lihat Youtube aja lah!" saran istri. Dan betul, Youtube menyediakan 'kuliah' kilat untuk mengganti saklar dengan aman dan selamat.

3) Menabung

Setelah bekerja dan berumahtangga, aku baru tahu saktinya ucapan guru SD, "Rajinlah menabung!" Sebab, kebutuhan hidup itu tak habis-habis. Gaji bulanan langsung menguap untuk bermacam tagihan, cicilan, dan operasional harian. Kalai tidak punya tabungan sama sekali, lalu terjadi kerusakan di rumah, repot!

Menabung tidak harus dalam jumlah besar. Karena kalau gajinya sudah besar, malah tak usah menabung juga tak masalah. Menabung adalah usaha menyisihkan uang--sekecil apa pun--di tempat yang aman, yang tak bisa langsung diakses. Kalau bisa di celengan baja berlapis.

Aku dan istri mencoba menyisihkan rupiah yang kami bisa sisihkan. Kadang Rp50.000, Rp10.000, atau Rp5.000 pun tetap berarti jika dikumpulkan secara konsisten dalam waktu lama. Kami sudah banyak menuai manfaat menabung yakni untuk biaya lahiran anak, merenovasi rumah, sampai membeli HP baru karena HP lama sudah uzur.

4) Stok banyak ember

Gajinya besar, kebutuhannya banyak, karena anak juga banyak. Menyisihkan sedikit, tapi baru terkumpul sudah dipakai lagi untuk kebutuhan. Lalu, rumah sering bocor di musim hujan. Harus bagaimana? 

"Lebih baik tinggal di rumah yang bocor, daripada di rumah megah dengan perempuan yang fasik" demikian kata pepatah.

Artinya, rumah megah bukan satu-satunya penentu untuk hidup nyaman. Rumah bocor pun, asal dinikmati dengan keluarga yang penuh kasih, dengan pasangan hidup yang tepat, tentu banyak hal yang bisa disyukuri.

Membeli banyak stok ember untuk menadah air yang bocor menjadi salah satu alternatif paling masuk akal. Semoga pekerjaan kita dimudahkan rezeki, bisa menabung dan memperbaiki bagian rumah yang rusak. Amin. --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun