Setelah bekerja dan berumahtangga, aku baru tahu saktinya ucapan guru SD, "Rajinlah menabung!" Sebab, kebutuhan hidup itu tak habis-habis. Gaji bulanan langsung menguap untuk bermacam tagihan, cicilan, dan operasional harian. Kalai tidak punya tabungan sama sekali, lalu terjadi kerusakan di rumah, repot!
Menabung tidak harus dalam jumlah besar. Karena kalau gajinya sudah besar, malah tak usah menabung juga tak masalah. Menabung adalah usaha menyisihkan uang--sekecil apa pun--di tempat yang aman, yang tak bisa langsung diakses. Kalau bisa di celengan baja berlapis.
Aku dan istri mencoba menyisihkan rupiah yang kami bisa sisihkan. Kadang Rp50.000, Rp10.000, atau Rp5.000 pun tetap berarti jika dikumpulkan secara konsisten dalam waktu lama. Kami sudah banyak menuai manfaat menabung yakni untuk biaya lahiran anak, merenovasi rumah, sampai membeli HP baru karena HP lama sudah uzur.
4) Stok banyak ember
Gajinya besar, kebutuhannya banyak, karena anak juga banyak. Menyisihkan sedikit, tapi baru terkumpul sudah dipakai lagi untuk kebutuhan. Lalu, rumah sering bocor di musim hujan. Harus bagaimana?Â
"Lebih baik tinggal di rumah yang bocor, daripada di rumah megah dengan perempuan yang fasik" demikian kata pepatah.
Artinya, rumah megah bukan satu-satunya penentu untuk hidup nyaman. Rumah bocor pun, asal dinikmati dengan keluarga yang penuh kasih, dengan pasangan hidup yang tepat, tentu banyak hal yang bisa disyukuri.
Membeli banyak stok ember untuk menadah air yang bocor menjadi salah satu alternatif paling masuk akal. Semoga pekerjaan kita dimudahkan rezeki, bisa menabung dan memperbaiki bagian rumah yang rusak. Amin. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H