Kami camping di Menepilah. Iya, namanya Menepilah. Kafe di Salatiga yang buka 24 jam ini menyediakan jasa sewa tenda Rp50.000/malam, jam check out-nya bebas. (Belum ada di menu) Menu makanannya cukup, harga terjangkau. Lokasinya hanya 10 menitan dari rumah.
2) Menikmati suasana alam
Waktu menunggu makan malam dibuat, anak kami berlarian di area sekitar. Lokasinya berupa kebun yang cukup luas. Ada ruang semi tertutup, dan terbuka. Beberapa petak sawah dipisahkan aliran air kecil. Ada anak lelaki yang bermain push bike. Anakku dapat teman baru, dan bermain sebentar.
Selepas makan, anak masih berlarian sebelum akhirnya masuk tenda. Lampu di kafe ini cukup terang, sehingga bintang tidak nampak jelas.
Bak di kampung, tidur kami ditemani suara tonggeret, katak, dan jangkrik. Dampaknya, nyamuk juga turut menghuni tenda. Suasana alam seperti ini tetap menarik. Anggaplah buat latihan si bayi sebelum tidur di alam terbuka betulan.
3) Menikmati pemandangan
Di sini, pemandangannya langit yang malam yang luas nan syahdu. Sayangnya, sejak jam 5 kami bangun, Merbabu enggan menampakkan wajah. Mungkin ia sedang malu, atau sedih. Nampak petani yang tengah menggarap sawah. Sehebat apa pun gempuran zaman merenggut lahan, mereka tetap tekun bekerja. Itu jalan ninja mereka.
Pemandangan terindahku adalah seorang perempuan cantik dan bayi lelaki ganteng cerdas di depanku. Mereka adalah anugerah dari Tuhan. Sambil menunggu soto disiapkan, kami bermain petak umpet di antara pepohonan besar.
Momen-momen bersama seperti ini yang bakal dirindukan, dan--semoga--berkesan buat anak. Camping di belakang rumah, seru sih! --KRAISWANÂ