Di lahan proyek ini, anak kami puas bisa melihat jarak dekat, memegang, bahkan naik di atas roda ekskavator. Tapi... dianya malah ciut. Cemen. Dari jauh pengen lihat dari dekat, histeris. Sudah dekat, malah takut. Setelah kami bujuk, akhinya ia mau naik ekskavator dan difoto. Cekrek.
3) Membaca dan bermain bersama
Keseharian kami dan anak saat weekdays, bermain di rumah. Membaca buku, beramain mobilan, menyusun balok, mengecat, mewarnai sampai main kuda-kudaan sapi-sapian--akibat sering melihat sapi di rumah Mbah.
Mulanya, tidak mudah membangun kebiasaan membaca dan bermain. Tapi, karena kami berusaha untuk terus menemani, anak kami pun terbiasa. Malah, sering ia membaca atau bermain sendiri dengan robot-robotannya, sedang aku dan istri bisa melakukan pekerjaan lain. Senangnya!
Ada satu kejadian unik, di mana anak kami melihat koin di gelas plastik, lalu dimasukkannya di celengan plastik miliknya. Itu juga buah dari kami mengajarinya menabung uang yang diterima dari Mbah.Â
***
Demikian kisah kami mengisi tangki kasih anak. Bukan dengan barang-barang mewah, tapi melalui waktu berkualitas. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H