Elia sebagai nabi juga mengalami kelelahan luar biasa karena harus mengerjakan tugas yang berat, yakni melawan nabi-nabi palsu, ditambah kebebalan orang Israel, akan dibunuh Izebel. Saking berat beban yang menimpa, ia ingin bunuh diri!
Atas kondisi itu, Elia menjauhkan diri ke padang gurun. "...Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19:4) Setelah itu, Elia berbaring dan tidur di bawah pohon arar saking lelahnya.
Tiba-tiba, seorang malaikat menemui Elia, memintanya untuk makan dan minum. Di dekatnya sudah tersedia roti bakar dan kendi berisi air. Dari mana datangnya? Jangankan hanya roti dan kendi, membuat anak dari batu-batu pun bisa dilakukan Allah. Maut dikalahkan melalui perngorbanan Yesus di kayu salib.
Setelah makan, bukannya segera melanjutkan perjalanan, Elia malah tidur lagi. Elia belum bisa move on. Malaikat datang lagi, membangunkan Elia, memintanya kembali makan. Sebab perjalanannya akan sangat berat. Dari kisah Elia, kita belajar beberapa hal.
1) Setiap kita pernah menghadapi masalah
Elia sebagai nabi pun mengalami masalah berat, sampai burnout dan ingin mati, terlebih kita manusia biasa. Masalah datang, wajar. Namanya juga hidup. Tapi, Tuhan berjanji akan menolong dan menyertai. Seperti malaikat yang diutus Allah untuk membangunkan Elia, menyediakan roti dan air.
2) Lihat berkat dan kebaikan Tuhan
Seorang pendeta membawa selembar kertas putih. Ia menempelkan kertas itu tepat di mukanya. Apa yang dilihat? Hanya kertas putih. Itu yang terjadi kalau kita hanya berfokus pada masalah. Padahal di sekitar kita ada pemandangan dan orang-orang yang bisa kita ajak mengobrol. Bukan pada masalah, berfokuslah pada Tuhan yang terus menopang.
3) Bukan roti dan air, tapi Tuhan
Tidak disebutkan detail, apa jenis roti dan air yang dikonsumsi Elia. Mungkin roti biasa. Tapi setelah tidur dan makan dua kali, disebutkan, oleh makanan itu Elia kuat berjalan 40 hari 40 malam. Tidak disebutkan apakah dalam 40 hari itu Elia makan atau tidak. Tapi fokus kita bukan pada roti atau air, tapi pada tangan Tuhan yang menopang.
Kemurahan Tuhan ditunjukkan bukan hanya dari roti dan air. Pertama, pohon arar. Di padang gurun jarang sekali ada tanaman. Di dekat Elia ada pohon arar yang bisa dijadikannya berteduh dari terik, bahkan tidur. Orang yang burnout sampai stres, harus minum obat agar bisa tidur.