Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Saat Berkendara, Anak Menjadi Guru

27 Juni 2024   21:05 Diperbarui: 1 Juli 2024   00:11 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papah, di sana ada mobil pemadam. Ayo kita lihat!" seru anakku, sepulang Sekolah Minggu lewat depan kantor Damkar.

***

Saat-saat bersama anak adalah hal yang berharga, khususnya di masa golden age. Lewat masa itu, mereka akan sibuk dengan teman bermainnya. 

Bagiku dan istri, saat bersama anak adalah kesempatan untuk mengisi tangki kasih dan mengajarkan banyak hal.

Saat di rumah, dalam perjalanan, mengunjungi suatu tempat, ke rumah orang, maupun saat menjelang tidur. Selalu ada kesempatan untuk mengajarkan nilai hidup yakni firman Tuhan, etika dasar, dan wawasan umum.

Meski sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan harian demi belanga terus mengepul, kami mengupayakan waktu berkualitas dengan anak. Meski tak bisa memberi fasilitas berlimpah.

Khusus saat perjalanan mengendarai sepeda motor, aku dan istri punya banyak kesempatan untuk mengajar anak.

Kalau perjalanan jarak dekat, anak duduk di depanku. Pemandangannya lebih luas dan jelas. Jika perjalanan jauh, anak kami di tengah, istri yang biasa menjawab beragam pertanyaan anak.

Syukurnya, sejak usia sekitar 1 tahun, anak kami sudah mau dipakaikan helm. Malah, kalau main push bike atau perang-perangan di rumah, ia langsung mencari helm. Ia juga suka memakai jaket dino kesayangannya.

Namun, selain kami mengajar anak dalam perjalanan, anak kami yang justru menjadi guru buat kami. Berikut ini pengalaman bersama anak saat berkendara.

1) "Terbang sana!"

Anak melihat dan mendengar, lalu melakukan.

Saat perjalanan menuju ke arah kota, aku dari persimpangan mau menuju jalan besar. Ada mobil yang mau belok ke arahku. Sebab mobilnya besar, si driver menungguku lewat, sedang aku juga berjaga kalau ada kendaraan mau melewati mobil itu.

Setelah lewat, aku membunyikan klakson, wujud sapaan pada driver. Si driver membalas klakson, spontan aku balas "Terbang sana!"

"Terbang sana!" tiru anakku. Waduh. "Jangan diikuti, Nak. Papa kan membalas mobil tadi." Eh, lha kan aku yang klakson duluan. Lelah bapak satu ini.

2) "Papa pegang sini!"

Dalam perjalanan lain, aku dan istri belajar lagi dari anak. Biasanya dalam perjalanan mau belanja ke pasar, ke gereja, atau ke rumah Mbah.

Sesekali, kalau aku agak ngebut, aku lepas setang kiri untuk memegang dada anakku. "Papa, pegang sini Papa!" ujar anakku sambil menunjuk setang motor. Pintar!

Semenjak kejadian jarinya terjepit di celah kemudi motor, aku mengajari anak memegang gagang spion, kakinya menapak di dasbor. Sebagai "seat belt" jika aku mengerem mendadak. Tapi aku terus waspada, istriku sering mengingatkan kalau aku melaju berlebihan.

3) "Pakai helmnya!"

Model pertama yang ditiru anak adalah orang tua. Berikutnya baru teman sebaya, guru, dan lingkungannya.

Kami sadar betul, pakai helm adalah demi keselamatan dan ketaatan pada peraturan berlalu lintas, bukan takut pada polisi. Maka menjelang setahun, kami belikan anak helm. Ia sendiri yang memilih modelnya.

Hingga kini, ia sadar, setiap mau bepergian harus pakai helm. "Pakai helmnya, Papa! (Mama)" kata anak, saat ia sudah di atas motor tapi kami belum memakai helm. Tak perlu harus polisi, kami justru diingatkan anak batita kami.

Anda punya pengalaman serupa? --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun