1) "Terbang sana!"
Anak melihat dan mendengar, lalu melakukan.
Saat perjalanan menuju ke arah kota, aku dari persimpangan mau menuju jalan besar. Ada mobil yang mau belok ke arahku. Sebab mobilnya besar, si driver menungguku lewat, sedang aku juga berjaga kalau ada kendaraan mau melewati mobil itu.
Setelah lewat, aku membunyikan klakson, wujud sapaan pada driver. Si driver membalas klakson, spontan aku balas "Terbang sana!"
"Terbang sana!" tiru anakku. Waduh. "Jangan diikuti, Nak. Papa kan membalas mobil tadi."Â Eh, lha kan aku yang klakson duluan. Lelah bapak satu ini.
2) "Papa pegang sini!"
Dalam perjalanan lain, aku dan istri belajar lagi dari anak. Biasanya dalam perjalanan mau belanja ke pasar, ke gereja, atau ke rumah Mbah.
Sesekali, kalau aku agak ngebut, aku lepas setang kiri untuk memegang dada anakku. "Papa, pegang sini Papa!" ujar anakku sambil menunjuk setang motor. Pintar!
Semenjak kejadian jarinya terjepit di celah kemudi motor, aku mengajari anak memegang gagang spion, kakinya menapak di dasbor. Sebagai "seat belt" jika aku mengerem mendadak. Tapi aku terus waspada, istriku sering mengingatkan kalau aku melaju berlebihan.
3) "Pakai helmnya!"
Model pertama yang ditiru anak adalah orang tua. Berikutnya baru teman sebaya, guru, dan lingkungannya.