Anak kami 2,5 tahun, atraktif dan banyak gerak. Medan di Andong berbatu, dan ada tepian jurang. Aku belum berani mengajaknya kemah di sana. Kalau ia tak mau berjalan, papanya yang kerempeng tak sanggup menggendong sampai puncak.
Maka, Argoloro Kopi menjadi tujuan. Tidak perlu mendaki/berjalan kaki, bukan area kemah juga. Pemandangan gunung yang menakjubkan memotivasi kami.
Pentingnya memperhatikan cuaca
Bulan yang berakhiran ber ber artinya musim hujan. Ini bulan Mei, pasti tidak hujan. Sebulan terakhir di tempat kami juga tidak hujan.
E lha dalah, di tengah jalan hujan rintik. Aneh kali musim sekarang. Kami pakai mantel, sampai di lokasi hujan deras. Harus menunggu sekitar 30 menit sampai reda, baru bisa mendirikan tenda. Rupanya sepanjang malam hujan mengguyur juga di daerah-daerah lain. Tenda kami 'direndam'. Lain kali make sure sudah kemarau kalau mau camping.
Bawa perlengkapan dasar berkemah
Meski cuma semalam, kemah tetap butuh persiapan perlengkapan, apalagi mengajak anak kecil. Karpet, sleeping bag, selimut, perkap memasak, bahan makanan (sebab mengajak chef), air mineral, dan mainan anak. Usahakan bawa karpet sesuai jumlah orang sebagai alas tidur. Kalau bisa sewa tenda yang ada terasnya. Ini sangat berguna.
Camping, mengajari anak bertahan hidup
Aku teringat film Nowhere, menceritakan Mia yang tengah hamil harus bertahan hidup di dalam kontainer yang mengapung di lautan akibat kabur dari pemerintah yang otoriter.Â