Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Balita Banyak Bertanya "Apa", Hindari atau Ladeni?

8 April 2024   13:52 Diperbarui: 8 April 2024   15:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan yang memicu pertanyaan anakku, "Apa itu?" | Dokpri

Pemandangan yang memicu pertanyaan anakku,
Pemandangan yang memicu pertanyaan anakku, "Apa itu?" | Dokpri

Suatu malam, saat menjemput oppung dari terminal, dari dalam mobil oppung dibuat geleng-geleng kepala. "Itu pom bensin, Pung!" Oppung heran, kok tahu anak bayi itu ada pom bensin, malam -malam pula. Mamanya pun cuma senyum-senyum.

Kesempatan lain. Istriku memboncengkan anak di jok depan motor untuk ke tempat Mbah. Di suatu pertigaan, ada jasa topeng monyet keliling. Mulanya anakku takut, karena belum pernah melihat langsung.

Saat pulang dengan jalur yang sama, anakku berujar, "Monyetnya mana, Mama?" What...? Cuma sekali lihat dan diberitahu, anakku langsung ingat!

Dalam banyak kesempatan, anak kami akan lebih cerewet. Apa itu? Buat apa? Nanti apa? Badutnya di mana? (Beberapa kali ia lihat badut di persimpangan jalan.)

Kalau banyak tanya, sedang orang tua ada pekerjaan, atau hal mendesak, bagaimana bisa meladeni? Bagaimana kalau hindari saja (mengabaikan)?

Percakapan berkualitas dengan anak | dokpri
Percakapan berkualitas dengan anak | dokpri

Kami memilih meladeni. Untuk setiap progres yang dialami anak kami, dengan banyak tanya salah satunya, itu adalah tanda kebaikan. Ia punya rasa ingin tahu sejak dini. Sebagai orang tua yang lebih maju, yang peduli pada pertumbuhan dan perkembangan anak, kami mengusahakan untuk meladeni pertanyaannya semampu kami.

Ia bertanya, kami menjawab. Ia ingin tahu, kami menjelaskan. Meski belum sepenuhnya mengerti, dan kadang membuat kami capek, hasilnya sepadan. Ia bisa lebih interaktif dengan kami orang tuanya, maupun orang lain, termasuk orang yang baru ditemui. Ibu-ibu di pasar dibuat tertawa bahagia melihat tingkahnya. Puji Tuhan!

Dengan rasa ingin tahu, harapannya ia akan lebih cepat belajar melalui hal-hal yang ada di lingkungannya. Menjawab pertanyaannya dan menjelaskan juga menjadi komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Istilahnya, komunikasi berkualitas.

Dengan banyak tanya ini, bisa meminimalkan anak kami kontak dengan HP. Tidak dipungkiri, beberapa kosakata tentang warna, nama hewan, nama-nama kendaraan atau bahkan istilah asing, ia tahu dari Youtube. Tapi, kami memaksimalkan interaksi langsung dengan lingkungan sekitar.

Anak balita banyak bertanya "Apa", ladeni saja! --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun