Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Mengejar Pelangi" untuk Menyentuh Kaum Muda

4 April 2024   23:23 Diperbarui: 6 April 2024   19:40 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Mengejar Pelangi | foto: dokpri

Cerita ini salah satu favoritku. Oleh Renie Parsons. Ibuku adalah guru yang kolot. Ia yakin, disiplin adalah bagian penting dalam pendidikan. Ia adalah guru Bahasa Inggris yang galak. Ia yakin memang harus begitu. Pikirnya, setiap orang harus bisa membaca koran, melafalkan kata-kata dengan benar, dan menggunakan tata bahasa yang tepat. Sayangnya, banyak murid tidak menyukainya.

Di suatu kios humberger. Seorang pria berpidato di tengah para murid yang mengitarinya. Aku ingin tahu, lalu mendekat. Ah, kata-katanya kasar. Rupanya, ia sedang membicarakan Ibuku.

Meski banyak murid menjadi korban kedisiplinan Ibu, kata-kata seperti itu tidak layak. "Yang kamu bicarakan itu Ibuku," sambil kutepuk lengannya. Ia pun menoleh, kaget. Rasanya, jika aku meminta seluruh dunia, ia akan memberikannya untukku. Ia ketakutan, wajahnya merah padam. Ia memohon-mohon supaya aku tidak memberitahu hal ini pada Ibu.

Aku segera meninggalkannya. Aku paham ketakutannya. Tentu saja aku takkan memberitahu Ibu. Beberapa tahun kemudian, saat aku dan Ibu berbelanja, tetiba seoang pria menghentikan kami di trotoar. Ia mengenakan seragam Angkatan Laut dengan setelan rapi. Aku ingat dia, murid pria yang menjelek-jelekkan Ibuku.

Meski berjarak, aku bisa mendengar percakapan mereka. Si pemuda meminta maaf pada Ibu. Ia mengaku murid yang nakal di kelas Ibu, sebab satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah bermain football. Ibu tidak mengizinkan, maka ia sangat membenci Ibu. Meski sulit menguasainya, pria ini tetap belajar keras agar bisa main football. Ibu hanya tersenyum dan mengangguk.

Setamat SMA, pria ini masuk AL agar menghindari wajib militer. "Saya dipilih menjadi sekretaris karena saya satu-satunya orang di Angkatan Laut yang bisa mengeja dan menggunakan tata bahasa dengan benar." Hampir semua temannya dikirim ke Vietnam, beberapa tidak kembali. "Jika saya hidup sampai sekarang, itu karena Anda, Bu McGuire. Terima kasih telah meminta saya belajar. Saya meminta maaf karena bersikap begitu nakal waktu itu." 

Mengharukan. Ibu telah menyelamatkan hidup seseorang. Mataku berkaca-kaca, namun ibu menegurku. Katanya, menangis takkan menyelesaikan apa pun. Di dalam mobil, Ibu menghapus setetes air mata. Sejak saat itu, aku tidak memandangnya sebagai guru yang kejam.

***

Dilatih terbang atau tidak, si anak rajawali tidak akan terus tinggal di dalam sarang. Tugas kita, orang tua dan orang dewasa untuk melatih mereka terbang, dipaksa dengan disiplin kalau perlu. Hanya dengan begitu, si anak rajawali bisa menghadapi dunia. --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun