Guru di sekolah, atau di Sekolah Minggu punya tanggung jawab mendidik anak, betul. Tapi, orang tua adalah orang yang pertama-tama Tuhan percayakan untuk mendidik anak. Ada porsi orang tua di rumah, ada porsi guru di sekolah.
Di artikel sebelumnya, aku mengulas tentang "Menghormati Otoritas Orang Tua". Kali ini aku akan membagikan pengalaman mengajarkan sopan santu pada orang tua.
Sebagaimana hukum universal tentang sopan santun yang paling mudah dipahami semua manusia, kami mengajarkan kata-kata ajaib "Terima kasih", "Tolong", dan "Maaf".
Mengajarkan kata "Terima kasih"
Anak kami (2 tahun) sering mendapat pemberian dari orang lain berupa uang, makanan, atau benda lain. Biasanya Mbah, tetangga, adik-adik, teman, bahkan anak sepantaran anak kami.
Respons anak kami bagus. Ia langsung menerima barang tersebut. "Bilang apa? Terima ka..." kami memberi stimulus.
"...sih" balas bayi kami. Kelak, ia bahkan bisa melafalkan kalimat yang lebih lengkap tanpa bantuan kami. "Terima asihh, ama-ama..." (Terima kasih, sama-sama)
Kalau Anda jadi orang tuanya, bangga ndak? Masa endak...?
Mengajarkan kata "Tolong"
Saat di rumah, biasanya anak kami mau mengambil benda di tempat yang jauh dari jangkauannya, misal di atas rak atau almari.
Anak kami langsung menarik tangan kami, padahal kami sedang mengerjakan sesuatu. Kami tidak tahu apa yang dia inginkan, sampai kami menggendongnya dan ia menunjuk atau bisa memegang benda dimaksud.
Kami pun mengajarinya, "Nak, kalau mau minta diambilkan sesuatu, harus bilang dulu ya pada papa mama. Kan papa mama sedang ada pekerjaan." Kami bicara seperti kepada anak SD.