Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

PSI, Kaesang dan Mendadak Ketum

28 September 2023   23:21 Diperbarui: 29 September 2023   12:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSI mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset | IG/psi_id
PSI mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset | IG/psi_id

Sangat naif jika Kaesang bisa terpilih menjadi Ketum bukan karena embel-embel anaknya presiden. Ada dugaan, Kaesang ke PSI karena ada arahan dari Jokowi, meski di banyak kesempatan Jokowi meyakinkan jika anaknya telah menikah berhak mengambil keputusan sendiri.

Meski begitu, kapasitas Kaesang juga tidak sembarangan. Strategi PSI menjadikan Kaesang sebagai Ketum adalah tepat. Kaesang hidup dalam dunia anak muda, mulai dari bisnis sampai sepak bola. Dengan modal itu, popularitas PSI akan naik. Ujungnya bakal mendongkrak elektabilitas partai.

PSI dengan program BPJS gratis | IG/psi_id
PSI dengan program BPJS gratis | IG/psi_id

Dedek Prayudi, jubir PSI mengaku, nama besar Kaesang saja tidak cukup meloloskan PSI ke Senayan. Dalam pidatonya, Kaesang menyadari potensi raihan suara ada di pedesaan. Maka, diperlukan ekspansi ke desa-desa dengan membawa isu kesejahteraan, BPJS gratis programnya.

Dari beberapa survei, elektabilitas PSI baru 3,2% di bawah PPP dan Perindo. Dengan bergabungnya Kaesang, PSI berharap bisa meraup 7% suara agar bisa duduk di Senayan. Hadirnya Kaesang juga berarti ancaman bagi anggota DPR yang selama ini menunda-nunda pengesahan kebijakan. --KRAISWAN 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun