Pencukuran rambut juga dilakukan Babinsa kepada para murid di SMP N 1 Maniis, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kadisdik Kabupaten Purwakarta Purwanto menilai, aksi Babinsa ini sebagai bentuk kepedulian kepada anak-anak agar bisa berubah tingkah lakunya dari melanggar aturan menjadi disiplin.
Apa hubungannya bentuk rambut dengan perubahan tingkah laku? Siswa yang rambutnya rapi, tapi tidak dibina karakternya, apakah tingkah lakunya otomatis baik?
Kejadian serupa juga terjadi di Samosir, Sumatra Utara. Seorang guru berinisial JT mencukur rambut sejumlah siswa SMP N 1 Sianjur Mulamula. Kejadiannya saat pelajaran olahraga (Selasa 5/9/2023). JT mencukur habis bagian atas kepala 8 siswa, namun menyisakan rambut bagian samping. Para siswa pun mengadukan hal ini pada orang tuanya.
Kejadian ini bermula saat JT melakukan razia kerapian penampilan. JS, salah satu siswa berambut panjang, langsung dibotaki bagian atas kepalanya. Sang siswa menjadi malu dan pulang sambil menangis serta mengadukan pada orang tuanya.
Ini mau mendisiplin atau mempermalukan?
MP (ibu JS) menjadi kesal dan marah atas perbuatan oknum guru terhadap anaknya. Tindakan ini disebut dapat merusak mental anak. MP menyayangkan tindakan guru yang langsung memangkas rambut anaknya asal-asalan tanpa ada teguran lebih dulu.
Esoknya, MP harus mengantar ke sekolah, karena anaknya menjadi malu. Akhirnya, JT meminta maaf langsung kepada orang tua siswa. Saat dimintai klarifikasi, JT mengaku memotong rambut siswa dengan bentuk tidak wajar untuk mendisiplin. Tindakan yang menyebabkan malu bukanlah disiplin sama sekali.
Kedua belah pihak telah sepakat saling memaafkan dan guru JT membuat surat pernyataan kepada siswa dan keluarganya. Dinas Pendidikan Samosir juga telah turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini.
Dari viralnya kasus guru memotong rambut siswa, bagaimana kita menyikapinya?
1) Pastikan sumber dan latar belakangnya
Media sosial menjadi jagat tanpa batas untuk mengakses informasi, gambar atau video. Sayangnya, keterbukaan ini menjadi celah beredarnya berita bohong (hoaks) maupun ambiguitas.
Seperti video yang dibagikan simbok_dharmi, tidak ada keterangan waktu dan tempat. Oleh siapa dan apa tujuan video tersebut diunggah? Apakah pihak sekolah sudah memberi teguran sebelum memotong atau belum, tidak jelas.
Potongan video tanpa keterangan informasi hanya menimbulkan kegaduhan dan kedangkalan wawasan. Siapa tahu itu video lama dan kasusnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
2) Tidak provokatif