Dalam video yang beredar, anak-anak yang terkena sindrom Skibidi Toilet terlihat berjongkok, menggerakkan kepala dan mata ke kanan dan kiri, lalu mulutnya menyanyikan lagu aneh dari serial animasi ini. Salah satu akun Tiktok yang membagikan video tersebut adalah @ikhsanz465.
Beberapa anak bahkan masuk ke dalam keranjang, tong, kardus, tempat sampah atau tempat lain yang serupa seperti toilet. Untung tidak masuk toilet beneran ya, Bunds!
Miris. Inilah buah jika bunda memberikan HP terlalu dini pada anak, tanpa pengawasan pula.
Menurut Psikolog Klinis Personal Growth Shierlen Octavia, tayangan Skibidi Toilet tidak layak untuk ditonton anak-anak. Target penontonnya tentu anak-anak. Namun, sebaiknya tidak ditonton apalagi ditirukan oleh anak-anak.
Skibidi Toilet, lanjut Octavia, menampilkan animasi dan jalan cerita yang tak masuk akal, aneh dan cenderung menampilkan kekerasan di beberapa episodenya, bahkan tidak berguna sedikitpun.
Dengan perkembangan kognitif dan emosional anak yang belum matang, serta anak belum bisa menilai maupun mengambil keputusan, tontonan semacam ini dapat menimbulkan dampak berbahaya.
Dari setiap konten yang dilihat, anak akan mempelajari perilaku orang di sekitarnya. Hal ini akan memengaruhi cara anak bertindak dan memperlakukan orang lain.
Jika mereka melihat tindak kekerasan dan terbiasa melihat tayangan aneh, sangat mungkin mereka untuk melakukan tindakan yang juga aneh, menyimpang dan tidak sesuai norma di masyarakat. Ibaratnya seperti mengisi sampah di kepala anak-anak. Sampah juga yang akan dikeluarkan dari tutur maupun tindakannya.
Lebih lanjut, tontonan semacam ini akan berdampak pada kemungkinan anak mengalami masalah emosional seperti timbulnya rasa cemas dan takut berlebihan sehingga dapat menghambat perkembangan mental mereka. Kena mental, istilah kerennya.
Bunda tidak ingin anaknya kena mental, kan?