Seberapa kita seperti anak tersebut yang berfokus pada berkat, bukannya sumber berkat...? Dari kisah lima roti dan dua ikan di atas kita bisa belajar 3 poin penting.
1) Allah adalah sumber berkat
Allah Sang Pencipta Bumi dan seluruh alam semesta adalah sumber berkat. DariNya semua sumber pendukung kehidupan kita, temasuk nafas. Berkat sebanyak dan sebesar apa pun, bukanlah Tuhan. Fokus hidup kita harusnya pada sang sumber berkat, bukan pada berkat (materi).
2) Tuhan memakai 5 roti dan 2 ikan
Kita sering berpikir, tunggu sampai besar dulu baru bisa menjadi berkat. Padahal, dari seorang anak kecil yakni 5 roti dan dua ikan Tuhan bisa pakai untuk menjadi berkat.
Bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi maukah yang sedikit dalam hidup kita dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat? Dasarnya adalah hati yang mau dan rela untuk memberi.
3) "Kamu harus memberi mereka makan!"
Sebagai pencipta hukum yang tidak masuk akal manusia, Tuhan juga suka memberi perintah yang tidak masuk akal. Di suatu tempat terbuka yang jauh dari warung makan, diikuti ribuan orang, Yesus justru memerintahkan para murid untuk memberi orang banyak itu makan.
Yesus ingin para murid punya kepedulian dan berbagi pada orang lain. Jika ada yang kurang berpengetahuan, ya diajar. Ada yang kelaparan, ya diberi makan.
Kembali ke soal menguras tabungan. Jika dihitung, tidak mungkin dengan kondisi keuangan kami bisa melakukan renovasi rumah, bahkan harus membeli HP baru. Dengan mengingat ketiga prinsip itu kami hidup dalam pemeliharaan Tuhan.
Fokusnya bukan pada berkat, berlimpah-limpah atau kekurangan, melainkan pada Allah Sang Sumber Berkat. --KRAISWANÂ
Terinspirasi dari khotbah seorang pendeta di gereja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI