Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bukan kepada Berkat, Fokuslah pada Sang Sumber Berkat

12 Agustus 2023   01:18 Diperbarui: 12 Agustus 2023   09:26 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para murid menyarankan supaya Yesus meminta mereka pulang untuk membeli makan di desa dan kampung terdekat. Namun, sang guru justru memberi perintah yang berlawanan dengan akal sehat. "Kamu harus memberi mereka makan!", kata Yesus pada para muridNya.

Bisa Anda bayangkan, berapa banyak warung yang harus mereka datangi (dalam jarak yang tidak dekat) untuk membeli makanan bagi orang banyak itu? Atau, haruskah mereka menyalakan api dan memasak?

Ada seorang anak yang memiliki lima roti dan dua ikan. Tapi apa artinya bagi orang sebanyak itu? Belum kekacauan yang mungkin terjadi karena saling berebut remahan.

Yesus meminta orang banyak itu duduk berkelompok di atas rumput yang hijau. Ia mengambil roti dan ikan itu, menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikan kepada para murid supaya dibagikan kepada orang banyak itu. Demikian juga dilakukannya dengan kedua ikan itu.

Orang banyak itu makan sampai kenyang. Orang pun mengumpulkan potongan roti itu dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. Yang makan itu terhitung kira-kira 5.000 orang laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak.

(5 + 2) : 5000 = >12. Anda sudah paham?

***

Dalam hidup ini memang ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Entahkah kebutuhan jasmani, rohani, intelektual, maupun sosial-emosional. Kita menganggap jika semua daftar itu dipenuhi, artinya kita diberkati. Tapi, jangan sampai kita memuja berkat itu.

Ada ilustrasi menarik. Seorang Ibu pulang dari belanja membawa banyak barang. Setibanya di rumah, anaknya bahagia bukan main. "Akhirnya, ibu pulang!" Si anak dengan semangat membantu membongkar barang belanjaan ibunya. Tapi, senyum tetiba lenyap dari mukanya. Tidak ada oleh-oleh untuknya. Si anak pun bersedih.

Sumber kebahagiaan anak bukan pada ibunya (sumber berkat) yang pulang dari belanja---yang melahirkan, merawat dan membesarkannya. Melainkan oleh-oleh, suatu benda (berkat) yang dia sukai.

Ternyata ibunya membelikan oleh-oleh dan ditaruh di tas yang lain. "Mama sayang pada adik, makanya mama belikan oleh-oleh." Kata mamanya, sambil memberikan sekantong oleh-oleh. "Apakah adik juga sayang pada Mama?" Si anak mengangguk. "Bolehkah Mama minta oleh-olehnya?" Si anak pun memberikan oleh-oleh itu, tapi hanya satu biji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun