Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sultan Alfatih dan Semrawutnya Kabel Utilitas di Indonesia

5 Agustus 2023   14:00 Diperbarui: 5 Agustus 2023   14:05 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi kabel di dalam tanah | foto: www.chinacablesbuy.com

Bali Tower mengira masalah ini bisa selesai dengan uang miliaran. Mewakili kejengkelan keluarga Sultan, Tegar menegur pengacara Bali Tower. "Anda datang ke sini saya jerat leher anda pakai kabel sampai putus tenggorokan, sampai enggak bisa makan, minum hingga napas baru saya datang, saya tempeleng dengan uang Rp 2 milian, mau enggak?"

Harusnya ada itikad baik dari perusahaan terhadap Sultan dan keluarganya. Tidak menunggu viral baru bertindak. Komunikasinya juga harus sopan dengan memperhatikan kondisi korban, bukannya menutup masalah dengan uang.

Padahal keluarga Sultan sudah berusaha berkomunikasi dengan PT Bali Towerindo sejak awal tahun 2023. Mereka berkilah, baru tahu masalah ini di bulan Mei. Itu bohong, ujar Tegar. Dari laporan Wartakotalive.com, pihak Bali Tower memperbaiki kabel tanggal 6 Januari 2023 karena ada aduan warga yang internetnya mati.

Masalah perkabelan melayang di udara di Indonesia ini adalah serius. Sebab sudah banyak jatuh korban lainnya. Sebutlah Vadim (38), meninggal akibat kabel menjuntai di Jl. Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta pada malam tanggal 28/7/2023.

Dari kondisi ini ada tiga hikmah yang bisa diambil.

1) Pemda DKI Jakarta lebih serius mengawasi

Dari kasus Sultan, Pemda DKI dinilai lemah dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan pemilik kabel optik. Kalau sudah ada Perda, harusnya ditegakkan. Provider yang melanggar, beri sanksi. Masih ngeyel, cabut izinnya.

Instalasi kabel di dalam tanah | foto: www.chinacablesbuy.com
Instalasi kabel di dalam tanah | foto: www.chinacablesbuy.com

Tidak hanya kabel menjuntai di jalan, masalah yang dialami warga adalah bekas galian lubang yang tidak benar atau tidak rata. Ini jelas mengganggu pengguna jalan. Masalah yang di depan mata ini belum ditangani dengan serius oleh pemda. Seandainya instalasi kabel fiber optik bisa di dalam tanah seperi di luar negeri itu.

2) Uang tidak selalu menyelesaikan masalah

Bagi kebanyakan, uang Rp 2 miliar adalah sangat besar. Tapi, sebesar apa pun uang tidak bisa membeli nilai kemanusiaan. Dasarnya, PT Bali Tower tidak punya itikad yang baik. Mau memberi uang kemanusiaan, tapi lewat pengacara. Bukan uang masalahnya. Tapi tanggung jawab nurani, menjamin Sultan bisa diobati sampai pulih seperti sedia kala.

Seandainya PT Bali Tower mau melakukan perawatan rutin, tidak akan ada bencana ini. Biayanya bahkan tidak sampai Rp 2 miliar. Nyatanya, uang miliaran tidak menyelesaikan masalah.

3) Terus berhati-hati di jalan

Kejadian akibat kabel fiber optik yang menjuntai di jalan kebanyakan terjadi di malam hari. Kabel berwarna hitam, jadi sulit terlihat. Sedangkan aku di pagi hari benderang pun bisa hampir terjerat benang layangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun