4) Ekskul serupa banyak di Solo
Pihak ponpes menyepakati kegiatan simulasi menembak setelah melihat rekam jejak pihak ketiga. Di profil itu memuat sejumlah kejuaraan menembak yang melibatkan instansi kepolisian dan pelajar di Solo. Profil ini yang membuat pihak ponpes yakin dan berniat menjadikannya ekstrakurikuler.
5) Ponpes tak miliki senjata
Isgianto menjelaskan, acara itu adalah bagian dari pameran ponpes di antara beberapa kegiatan yang diikuti seluruh peserta selama beberapa hari dengan menggandeng pihak ketiga. Simulasi ini khususnya bagi santri baru. Semua peralatan dari pihak ketiga, pihak ponpes tidak memiliki senjata.
6) Rencana ekskul dibatalkan
Gegara foto itu viral dan menuai kritikan dari warganet, rencana ekstrakurikuler pun dibatalkan. Selain itu, ada saran dari Polres Magetan supaya tidak melakukan ekstrakurikuler tersebut.
7) Tanggapan pengamat pendidikan
Pengamat pendidikan sekaligus mantan dosen Universitas Merdeka Madiun, Ghandi Yunita mempertanyakan maksud dan tujuan EO yang menggelar sosialisasi airsoft gun itu di acara MPLS. Ia berharap tidak ada tujuan negatif dari kegiatan ini.
"Dua kali pose foto dengan seragam berbeda mudah-mudahan hanya sekedar gagah-gagahan saja. Ide spontanitas dari sang EO artinya semoga tidak mempunyai niatan dan muatan apapun," ujar Gandi.
Ia juga berharap, pihak ponpes dan sekolah lebih hati-hati dalam memberikan ekstrakurikuler kepada siswa. Gandhi mengapresiasi pihak Polres yang bertindak cepat atas kondisi ini.
Dari kejadian viral ini kita bisa belajar tiga hal penting.