Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pulang Haji Pamer Emas, Apakah Tuhan Suka?

13 Juli 2023   12:40 Diperbarui: 13 Juli 2023   12:47 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pihak bea cukai Makassar pun memanggilnya sekaligus memeriksa 180 gram emas yang ia bawa. Pemanggilan Suarnati untuk dimintai klarifikasi apakah emas 180 gram itu semuanya dibeli di Arab Saudi atau ada yang dibawa dari Tanah Air.

Jika dibeli dari Arab, akan dikenakan pajak. Tapi kalau Suarnati membawa emas dari Makassar lalu dipakai saat pulang haji, tidak dikenakan pajak. Jelas-jelas ia ingin memenuhi nazar memakai emas pulang dari ibadah haji.

Namun bukannya amanah, kepulangan Suarnati dari Mekkah justru membuahkan aib. Humas Bea Cukai Makassar Ria Novikasari berujar, 180 gram emas yang dipakai Suarnati adalah emas palsu (imitasi).

Hal itu setelah dilakukan pengujian kadar emas yang dilakukan Bea Cukai Makassar dengan Pegadaian Kantor Cabang Pasar Butung Makassar. Berdasarkan hasil uji pegadaian, dinyatakan secara keseluruhan bukan emas.

Malu dong, pamer emas tapi emasnya palsu. Kalau pun emasnya asli, tidak perlu dipamerkan seperti itu, apalagi sepulang ibadah haji---di mana harusnya sikap hatinya lebih bijaksana.

Pakai logika saja, kalau mengenakan emas asli seberat 180 gram dari kepala sampai tangan, itu cukup berat dan menyusahkan. Lagi pula, tindakan pamer tidak dapat dibenarkan dalam aspek kemanusiaan, atau aspek mana pun. Justru norak dan memalukan.

Bea Cukai Makassar tidak mengenakan pajak terhadap emas imitasi Suarnati. Lagi pula nilai barangnya kurang dari 500 USD. Humas Bea Cukai Makassar membenarkan Suanarti membeli emas dari Arab Saudi. Namun, harga emas imitasi sebanyak 180 gram itu hanya Rp900.000.

Namun, tren manusia pamer ini tidak hanya ada di Makassar, melainkan di daerah lain di Indonesia. Entah kenapa, banyak orang Indonesia suka pamer. Justru menunjukkan kualitas hidup yang rendah.

Ada pengalaman serupa dialami istriku beberapa waktu lalu. Bukan istriku yang pamer emas, melainkan orang lain di hadapannya.

Pada minggu pertama bulan Juli, adik iparku melakukan pernikahan di daerah Sumatra Utara. Seperti lazim di masyarakat Indonesia, dalam acara pesta pernikahan biasanya harus berpenampilan menarik, mewah dan kalau bisa glamor. Apalagi kalangan emak-emak.

Pakai kalung yang bandulnya besar, cincinnya memenuhi jari tangan. Memakai kebaya juga yang full payet, harganya mahal, dan model terbaru. Mereka rela beli baru, sampai hutang jika perlu, atau pinjam pun jadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun