Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Efek Bima Lampung: Cambuk bagi Kinerja Pemerintah Daerah

21 April 2023   01:56 Diperbarui: 21 April 2023   06:23 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, Polda Lampung menghentikan penyelidikan kasus terhadap Bima Yudho. Sebab, dalam video Bima, tidak ditemukan unsur pidana. Menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung, Kombes Donny Arief Praptomo, kata 'dajal' yang diucapkan Bima adalah kata benda, tidak merujuk pada suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) tertentu.

Donny menambahkan, tidak ditemukan kalimat-kalimat lain yang memiliki makna yang menimbulkan ujaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA. Cerdas.

Hanya berselang beberapa hari setelah Bima beraksi, mendadak jalanan di Lampung dibangun dengan cor. Ajaib. Hal ini mengundang reaksi kagum dan susah dipercaya para warganet. Seperti membangun candi Roro Jonggrang, semalam jadi.

Rusaknya jalan di Lampung viral di medsos, baru dibangun | foto: IG/indozone.id
Rusaknya jalan di Lampung viral di medsos, baru dibangun | foto: IG/indozone.id

Efek Bima di media sosial telah membuat jalanan di Lampung yang rusak parah diperbaiki 'dalam semalam'. Banyak warga yang salut, memuji dan mendukung Bima bahkan membuat aduan pada Bima. Memangnya dia pegawai pemerintah? Karena kritiknya, pemerintah Lampung baru bergerak. Berarti dananya memang ada.

Dari 38 provinsi di Indonesia, tidak hanya Lampung yang memiliki infrastruktur tidak memadahi. Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, daerah asal istriku pun sejak dulu begitu. Di daerahmu juga? Apa perlu diviralkan dulu baru dibangun? --KRAISWAN 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5, 6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun