Sudah menjadi tren, di negeri yang bhineka bernama Indonesia ini orang kaya melakukan tindak kekerasan. Pelakunya direpresentasikan menggunakan kendaraan atau barang-barang mewah. Ingat dengan pengemudi Fortuner di daerah Jakarta yang menodongkan senjata. Jangan lupa dengan pengemudi Fortuner yang menabrak dan mengancam dengan senjata tajam pengemudi Brio kuning.
Viral di Twitter video penganiayaan yang dilakukan Mario Dandi Satriyo (20), anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Penganiayaan ini terjadi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Motif penganiayaan ini yakni karena laporan Agnes (15), mantan pacar korban (David, 17, anak pengurus GP Ansor) yang mendapat perlakuan kurang ajar. Mulanya Agnes ingin bertemu David, yang sedang berada di rumah temannya untuk mengembalikan kartu pelajar. Begitu Agnes sampai, korban keluar dan melihat ada mobil Rubicorn hitam terparkir.
Di dalamnya ada 4 orang tersangka termasuk Mario Dandy Satrio. Korban diajak ke gang kosong dan langsung dianiaya. Akibatnya, David mengalami luka serius hingga koma beberapa hari.
Melalui cuitan di Twitter @addtaufiq (Selasa 21/2/2023) mengunggah foto mobil yang digunakan untuk melakukan aksi penganiayaan tersebut berpelat nomor B 120 DEN, kendaraan itu disebut palsu pelat nomornya. Moge yang biasa dikendarai Mario juga tidak bayar pajak. Motor sakti. Akun @LenteraBangsaa_ juga mengunggah foto dan video yang menunjukkan Mario kerap pamer harta berupa motor dan mobil mewah di media sosial.
Merespons kasus yang mencoreng lembaga yang digawanginya, Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara. "Kemenkeu mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan, dan mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang", ungkap Sri Mulyani melalui IG @smindrawati.
Sri Mulyani mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu. Menurutnya, tindakan pamer harta akan mengikis kepercayaan masyarakat terhadap integritas Kemenkeu. Sedang di Sekolah Dasar, anak-anak diajarkan agar menjauhi gaya hidup boros, melainkan suka menabung, sesuai sila ke-5 Pancasila.
Sri Mulyani juga mencopot ayah pelaku, Rafael Alun Trisambodo dari jabatan dan tugasnya di Ditjen Pajak. (Kalau mau Rafael bisa mengundurkan diri lebih dulu, sedikit lebih terhormat. Ini menunggu diberhentikan, baru mundur. Payah!)
Sri Mulyani juga sudah menginstruksikan Inspektorat Jenderal untuk memeriksa kekayaan Rafael dalam hal kewajarannya. Sri Mulyani meminta agar pemeriksaan terhadap Rafael dilakukan secara detail dan teliti untuk melihat tingkat hukuman disiplin. (Tegas. Pantas Jokowi menarik bu Sri Mulyani kembali ke Kemenkeu.)
Kekayaan Rafael yang 'hanya' pejabat eselon III di Kemenkeu dilansir mencapai Rp 56,1 M, empat kali lipat dari bosnya Suryo Utomo yang 'cuma' Rp 14 M. Kok bisa? Bukankah hal ini sudah biasa di kalangan pejabat di Indonesia? Justru dari polah anak Rafael yang suka pamer dan anarkis, bisa mencelikkan Kemenkeu maupun kementrian lain terkait tabiat jajarannya dalam hal kekayaan.
Fenomena penganiayaan yang dilakukan Mario ini merupakan potret strawberry generation (generasi stroberi) yang dihasilkan dari strawberry parents. Strawberry generation merujuk pada generasi muda yang kreatif, memiliki banyak ide tapi sangat mudah hancur ketika mendapat tekanan, serta tidak mau bersusah payah. Gambaran yang sempurna seperti stroberi yang cantik dan eksotis tapi lembek.
Generasi stroberi memiliki kelebihan dibanding generasi lain. Mereka bekerja tidak hanya demi uang, suka tantangan, tidak takut menyampaikan pendapat, dan mudah mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
Namun, kekurangannya juga menonjol dan membuat generasi ini tidak tahan banting. Generasi stroberi merasa punya hak atas diri sendiri, tidak mau bertanggung jawab, mudah rapuh dan memiliki harapan tidak realistis.
Karakteristik ini sangat cocok dengan Mario. Dalam rekaman video Mario mengatakan tidak takut membuat anak orang mati. (Di mana akal sehat dan nuraninya???) Lalu dalam konferensi pers, Mario juga tidak menunjukkan wajah penyesalah atau kesedihan setelah melakukan penganiayaan remaja sampai koma! Sungguh bejat. Banyak yang menilai, Mario merasa akan ada yang melindunginya jadi tidak ada takut sedikit pun.
Karakter mudah rapuh pada generasi stroberi juga digambarkan pada sikap Mario yang langsung tersulut dari laporan pacarnya, bukannya diklarifikasi lebih dulu. Kalau pun sakit hati atau tersinggung terhadap perlakuan orang terhadap pacar, harusnya diselesaikan dengan cara elegan, bukan langsung menyerang seperti bina*ang. Generasi stroberi tidak berpikir panjang, tidak memedulikan risiko dari tindakan spontan yang dilakukan. Begitulah.
Omong-omong, kasus Mario ini mirip dengan kasus Sambo-Putri. Lalu kalau ditarik garis sangat jauh ke belakang, juga mirip kasus Adam-Hawa. Apa persamaan tiga kasus pasangan ini? Lelaki bertindak akibat ramuan mulut seorang perempuan. Inilah pentingnya mencari pasangan hidup yang tepat. Wanita itu harusnya jadi penolong, bukan perongrong.
Stowberry parents ditampilkan oleh Rafael Alisambodo. (Di sekitar kita, mungkin ada Rafael Rafael yang lain yang bermental strawberry parents.) Sebagai seorang pejabat pajak, wajar kalau memiliki kekayaan. Misalnya dalam bentuk kendaraan dan barang-barang mewah. Namun, kekayaan itu tidak pantas untuk dipamerkan. Apalagi dilakukan oleh seorang anak.
Mario yang masih berusia 20 tahun, pamer kendaraan mewah di medsos. Banyak yang berkomentar, memangnya harta orang tuanya halal? Siapa sangka, kebiasaan pamer ini membentuknya untuk berani melakukan penganiayaan pada anak yang lebih muda. 'Keroyokan' pula. Moralnya rendah. Kekayaan ayahnya tidak berguna.
Beberapa ciri strawberry parents adalah memberi fasilitas berlebihan (yang tidak dibutuhkan) pada anak dan tidak membiarkan anaknya berjuang atau menderita. Pegawai pajak, motor mewahnya nunggak pajak. Hasilnya ya seperti Mario ini. Lalu orang tua mengharapkan kesempurnaan dibanding daya tahan yang baik.
Imbas dari tindakan anak pejabat Kemenkeu ini, warganet membuat gerakan masif malas lapor SPT . Sri Mulyani memaklumi perasaan masyarakat, namun beliau mengharap masyarakat ikut menjaga institusi dan instrumen yang penting bagi negara. Menteri Keuangan juga melarang jajarannya untuk bergaya hidup mewah supaya tidak menimbulkan persepsi negatif masyarakat. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H