Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Anak Pejabat Kemenkeu Lakukan Penganiayaan, Potret Strawberry Parents-Generation

27 Februari 2023   15:32 Diperbarui: 7 Maret 2023   17:08 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daftar kekayaan petinggi Kemenkeu dan Dirjen Pajak | foto: Tirto.id
Daftar kekayaan petinggi Kemenkeu dan Dirjen Pajak | foto: Tirto.id

Fenomena penganiayaan yang dilakukan Mario ini merupakan potret strawberry generation (generasi stroberi) yang dihasilkan dari strawberry parents. Strawberry generation merujuk pada generasi muda yang kreatif, memiliki banyak ide tapi sangat mudah hancur ketika mendapat tekanan, serta tidak mau bersusah payah. Gambaran yang sempurna seperti stroberi yang cantik dan eksotis tapi lembek.

Generasi stroberi memiliki kelebihan dibanding generasi lain. Mereka bekerja tidak hanya demi uang, suka tantangan, tidak takut menyampaikan pendapat, dan mudah mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

Namun, kekurangannya juga menonjol dan membuat generasi ini tidak tahan banting. Generasi stroberi merasa punya hak atas diri sendiri, tidak mau bertanggung jawab, mudah rapuh dan memiliki harapan tidak realistis.

Karakteristik ini sangat cocok dengan Mario. Dalam rekaman video Mario mengatakan tidak takut membuat anak orang mati. (Di mana akal sehat dan nuraninya???) Lalu dalam konferensi pers, Mario juga tidak menunjukkan wajah penyesalah atau kesedihan setelah melakukan penganiayaan remaja sampai koma! Sungguh bejat. Banyak yang menilai, Mario merasa akan ada yang melindunginya jadi tidak ada takut sedikit pun.

Karakter mudah rapuh pada generasi stroberi juga digambarkan pada sikap Mario yang langsung tersulut dari laporan pacarnya, bukannya diklarifikasi lebih dulu. Kalau pun sakit hati atau tersinggung terhadap perlakuan orang terhadap pacar, harusnya diselesaikan dengan cara elegan, bukan langsung menyerang seperti bina*ang. Generasi stroberi tidak berpikir panjang, tidak memedulikan risiko dari tindakan spontan yang dilakukan. Begitulah.

Omong-omong, kasus Mario ini mirip dengan kasus Sambo-Putri. Lalu kalau ditarik garis sangat jauh ke belakang, juga mirip kasus Adam-Hawa. Apa persamaan tiga kasus pasangan ini? Lelaki bertindak akibat ramuan mulut seorang perempuan. Inilah pentingnya mencari pasangan hidup yang tepat. Wanita itu harusnya jadi penolong, bukan perongrong.

Apa persamaan dari ketiga kasus ini? | foto: screenshot WA/Albert Han
Apa persamaan dari ketiga kasus ini? | foto: screenshot WA/Albert Han

Stowberry parents ditampilkan oleh Rafael Alisambodo. (Di sekitar kita, mungkin ada Rafael Rafael yang lain yang bermental strawberry parents.) Sebagai seorang pejabat pajak, wajar kalau memiliki kekayaan. Misalnya dalam bentuk kendaraan dan barang-barang mewah. Namun, kekayaan itu tidak pantas untuk dipamerkan. Apalagi dilakukan oleh seorang anak.

Mario yang masih berusia 20 tahun, pamer kendaraan mewah di medsos. Banyak yang berkomentar, memangnya harta orang tuanya halal? Siapa sangka, kebiasaan pamer ini membentuknya untuk berani melakukan penganiayaan pada anak yang lebih muda. 'Keroyokan' pula. Moralnya rendah. Kekayaan ayahnya tidak berguna.

Beberapa ciri strawberry parents adalah memberi fasilitas berlebihan (yang tidak dibutuhkan) pada anak dan tidak membiarkan anaknya berjuang atau menderita. Pegawai pajak, motor mewahnya nunggak pajak. Hasilnya ya seperti Mario ini. Lalu orang tua mengharapkan kesempurnaan dibanding daya tahan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun