Beralih ke pelajaran Tematik kelas 3. Ada anak yang menjawab: "membantu mama menyabu." (Kemungkinan soalnya: Apa kewajibanmu di rumah?) Menyabu...? Apakah maksudnya sarapan bubur? Berarti membantu mama memasak bubur...? Ahaha, pastinya maksudnya "menyapu", mungkin salah tulis. Atau si anak sulit membedakan huruf 'p' dan 'b'...?
Yang tidak kalah kocak, ada anak kelas 6 yang menjawab soal dengan nyeleneh. Barangkali saking tidak tahu jawabannya. Topiknya adalah tentang negara-negara ASEAN. Gurunya memberi teks sebagai stimulus, lalu menanyakan "Apakah pembentukan IRRI sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Jika tidak apa alasannya? Jika ya, sesuai sila ke berapa, apa alasannya?
IRRI atau International Rice Research Institute merupakan Lembaga Penelitian Padi Internasional di Filipina yang dibentuk atas kerja sama negara-negara di Asia Tenggara. Jawaban anak: Sesuai sila ke-5 karena (alasannya yang bikin gemes) lambang dari sila ke-5 adalah padi. Mantul! Gurunya pasti bangga!
Padahal ekspektasi gurunya jawabannya adalah: sesuai nilai Pancasila yaitu sila ke-2 karena pembentukan IRRI merupakan bentuk kerja sama negara-negara di ASEAN. Atau jawaban yang sepemahaman dengan itu. Sang guru harus memanjangkan usus untuk menangani anak-anak seperti ini.
Demikianlan tantangan, seni dan hiburan menjadi guru. Saat mengoreksi jawaban anak, harus dengan pikiran terbuka. Kalau jawabannya kocak ya anggaplah hiburan. Jika jawabannya tidak familiar atau terkesan fiktif, harus mengerutkan otak (berpikir) untuk menyelidiki, siapa tahu gurunya yang kurang wawasan. Tanya Google, misalnya. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H