Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Tatap Muka Penuh, Tantangan dan Kesempatan

29 Juli 2022   15:15 Diperbarui: 4 Agustus 2022   09:50 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cublak-cublak suweng | IG/sd_bethany

"Kepala, Pundak, Lutut, Kaki"

Di sekolahku, tiap jenjang dibagi dua yakni "Glowing" dan "Sparkling". Untuk guru Tematik, dengan rerata jam mengajar 6 JP, setelah mengajar di satu kelas, langsung di kelas satunya. Capek fisik dan pikiran karena berbicara lantang di kelas, tidak langsung siap mengajar.

Untuk sedikit mengurai kelelahan, aku mengajak anak-anak untuk melakukan gerakan sederhana. Biasanya aku mengajak mereka melakukan "Tepuk PPK", "Tepuk Semangat", atau "Tepuk Pramuka". Kali ini aku mengajak mereka melakukan gerakan baru, yakni "Kepala, Pundak, Lutut, Kaki".

Melakukan gerakan
Melakukan gerakan "kepala, Pundak, lutut, kaki" | dokumentasi pribadi

Anda tahu gerakan ini kan? Secara bertahap, aku menambah tempo, dan mengubah gerakan tangan yang berbeda dengan ucapan di mulut. Kebanyakan murid akan salah, melihat gerakan tangan guru, harusnya mengikuti apa yang diucapkan. Kelas pun mencair...

Melakukan pengamatan melalui gambar

Pada muatan PPKN, materinya adalah penerapan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Alih-alih meminta mereka menyalin isi buku, aku meminta mereka menyelidiki gambar.

Pengamatan melalui gambar | dokumentasi pribadi
Pengamatan melalui gambar | dokumentasi pribadi

Di summary yang sudah dibuat guru, ditampilkan beberapa kegiatan dalam gambar berwarna. Murid harus menyelidiki apa kegiatannya, lalu menganalisa apakah kegiatan tersebut sesuai dengan sila Pancasila atau tidak. Jika sesuai, sila ke berapa? Ini juga cukup seru, anak belajar melalui gambar.

Mengenalkan permainan tradisional

Dua tahun belajar daring para murid tentu makin mahir menggunakan gawai. Namun, gawai tidak akan pernah menggantikan interaksi sosial. Padahal banyak permainan tradisional yang memiliki filosofi mendalam serta menarik untuk dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun