Aku tidak mengklaim aku dan istri sudah menjalani masa pacaran paling sempurna. Tapi, setidaknya kami mengusahakan pacaran yang berkualitas. Sifatnya bersifat larangan ("jangan"), supaya tegas, tidak dilakukan selama pacaran. Berikut ini 3 tipsnya.
1) Jangan berpacaran dengan yang tidak seiman
Indonesia memiliki keberagaman dalam beragama. Hal ini kekayaan yang harus kita jaga bersama. Bukan untuk dibenturkan, dicampuradukkan atau dibiaskan. Aku menghormati keyakinan orang lain yang berbeda denganku. Oleh sebab itu, aku memilih pacar (berikutnya pasangan hidup) yang seiman.
Masih pacaran, kan tidak apa-apa kalau tidak seiman? Baru pacaran saja berani kompromi, saat menikah akan lebih tidak berprinsip. Kan banyak yang menikah beda agama dan hidupnya baik-baik saja? Bisa jadi, tapi aku tidak yakin pernikahannya akan bertumbuh.
Bagaimana mau bertumbuh, kalau ibadah saja sendiri-sendiri. Yang seiman saja tidak menjamin bertumbuh. Lebih jauh, pastikan pacar yang kita pilih adalah orang yang sungguh-sungguh mengamalkan imannya.
2) Jangan melakukan hubungan intim
Bagaimana menyatakan kasih selama berpacaran? Mentraktir makan? Mengantar-jemput tiap bepergian? Membelikan hadiah? Bergandengan tangan? Menyentuh pipi? Berciuman?
Sadar woi, sadar! Ini bukan pilem, tapi kehidupan nyata. Kebanyakan adegan dalam film menampilkan sesuatu yang tidak pantas, fantasi belaka.
Jika komunikasi fisik dilakukan sebelum pernikahan, pengenalan karakter akan mati
Entah bagaimana dengan pasangan lain. Tapi aku dan pacarku tidak pernah bertindak kejauhan selama berpacaran. Paling mentok berdekatan saat foto bersama. Aku berani memegang tangan doi juga saat foto prewed.
Otak dan pikiran laki-laki cenderung mudah terangsang dibanding perempuan. Dan, biasanya laki-laki tidak pernah puas. Sekali mendapat kesempatan memegang tangan, akan minta memegang pipi, lalu bagian tubuh yang lain, lalu mencium, dan lebih jauh...