Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Korea Utara Darurat Covid-19, Dua Tahun Ini ke Mana?

19 Mei 2022   11:21 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:21 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korea Utara darurat Covid-19 | foto: KCNA/AFP, EPA via bbc.com, olah gambar: KRAISWAN

Sejak beberapa hari lalu, teman-teman kantorku heboh membaca berita daring. "Korea Utara mengumumkan darurat Covid-19." Saat negara lain sudah mulai lepas masker, di Indonesia berganti penyakit yang mengancam, Korea Utara baru diserang Covid-19. Diiringi tawa mereka.

Negara mana yang tidak babak belur dihantam Covid-19? Jawabannya Korea Utara. Namun, lebih tepatnya kedatangan virus mematikan ini terlambat (delay) masuk ke Negeri Para Petapa (Hermit Kingdom) ini.

Pada Kamis 12/5/2022 Korea Utara untuk pertama kali mengumumkan darurat virus Corona. Berita ini disebarkan oleh Korean Central News Agency (KCNA).

Dilaporkan KCNA, sebanyak 350 ribu penduduk Korea Utara mengeluhkan gejala yang diduga terinfeksi Covid-19. Sejumlah 187.800 orang dirawat di ruang isolasi setelah menunjukkan gejala berupa demam yang tidak diketahui asalnya dan menyebar ke seluruh negeri.

Sejak diumumkan, setidaknya ada enam orang yang bergejala dilaporkan meninggal dunia. Salah satunya dipastikan tertular Covid-19 varian Omicron. Beberapa waktu sebelumnya, Pyongyang Ibu Kota Korea Utara menyelenggarakan beberapa kegiatan besar pada 15 dan 25 April 2022, bersamaan dengan kasus laporan awal orang-orang yang mengalami gejala Covid-19.

Para ahli berujar, populasi rakyat Korea Utara yang berjumlah 25 juta jiwa menjadi rentan, karena kurangnya program vaksinasi dan layanan kesehatan yang buruk. Korut menolak tawaran dari komunitas internasional berwujud pasokan jutaan vaksin AstraZeneca dan vaksin buatan Cina pada tahun lalu. Mereka justru mengklaim mampu mengendalikan Covid dengan menutup daerah perbatasan.

Para ahli juga memperkirakan, virus Corona sudah masuk ke Korea Utara, namun mereka tidak pernah melaporkan satu pun kasus. Bisa jadi ini adalah usaha untuk menjaga citra Korut yang mengklaim "berhasil bersinar" dalam mencegah Covid-19.

Kim Joung Un, pimpinan tertinggi Korea Utara menyambangi pusat komando antivirus pada Kamis (12/5) guna memantau keadaan. Pada hari tersebut ia menyatakan keadaan darurat paling parah setelah datang laporan orang-orang yang bergejala. Lha, selama ini ke mana saja, Kim?

Atas kondisi ini, Kim Jong Un memerintahkan Korea Utara untuk lockdown. Semua kota dan desa harus ditutup untuk mobilitas warga. Bagi Kim, prioritas utamanya adalah mengisolasi dan merawat orang bergejala untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. (Syukur, tidak langsung di-dor! oleh Kim ya, hihi...)

Akhirnya Kim Jong Un memakai masker

Tidak seorang pun bisa menduga sebelumnya, seorang pimpinan otoriter di Korea Utara "tunduk" juga pada virus Covid-19. Pada pertemuan yang menjelaskan aturan Covid-19 pada hari Kamis, Kim mengenakan masker untuk pertama kalinya, disiarkan di TV. Kim memerintahkan kontrol virus darurat maksimum, yang mencakup perintah penguncian lokal dan larangan berkerumun di tempat kerja.

Ada kekhawatiran wabah besar ini bakal mempersulit pasokan penting ke negara itu, yang menyebabkan kekurangan pangan yang memburuk dan ekonomi yang goyah. Negara tetangga, Korea Selatan berniat menawarkan bantuan kemanusiaan setelah pengumuman pada Kamis, namun Pyongyang belum merespons.

Tidak ada asap tanpa api

Nasib yang dialami rakyat Korea Utara bukan tanpa sebab. Seperti diketahui, Korea Utara menolak vaksinasi. Saat ini belum satu pun warga Korea Utara yang mendapatkan satu dosis pun vaksin Covid-19. Alternatifnya, pemerintah Korea Utara menutup pintu perbatasan internasional sejak pandemi dimulai awal 2020 lalu.

Sejumlah analis menilai, kasus Covid-19 di Korut ini mempunyai makna penting bagi banyak orang. Salah satunya yakni menahan ambisi nuklir Korut yang sedianya dipertunjukkan tahun ini. Tapi, beberapa jam setelah pengumuman kasus Covid-19, Korut menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang. Padahal uji coba rudal ini dilarang.

Juni tahun lalu (2021), media pemerintah melaporkan pemimpin tertinggi Kim Jong Un menghukum para pejabat karena insiden besar terkait Covid-19. Tidak dirinci apa kasus yang dimaksud. Bisa jadi ini pun usaha untuk menjaga citra Korut. Belakangan, nasib dihantam Covid-19 pun tak terelakkan.

Korea Utara berbatasan langsung dengan Korea Selatan dan Cina, yang terus berjuang mengendalikan penyebaran Covid-19. Saat ini Cina kesulitan mengendalikan gelombang varian Omicron dengan melakukan karantina wilayah di kota-kota besarnya. Sedang Korut baru kelimpungan mencegah penularan Covid-19. Satu bagian ini, Korut ketinggalan dari negara lain. --KRAISWAN

Referensi: 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun