Ada kekhawatiran wabah besar ini bakal mempersulit pasokan penting ke negara itu, yang menyebabkan kekurangan pangan yang memburuk dan ekonomi yang goyah. Negara tetangga, Korea Selatan berniat menawarkan bantuan kemanusiaan setelah pengumuman pada Kamis, namun Pyongyang belum merespons.
Tidak ada asap tanpa api
Nasib yang dialami rakyat Korea Utara bukan tanpa sebab. Seperti diketahui, Korea Utara menolak vaksinasi. Saat ini belum satu pun warga Korea Utara yang mendapatkan satu dosis pun vaksin Covid-19. Alternatifnya, pemerintah Korea Utara menutup pintu perbatasan internasional sejak pandemi dimulai awal 2020 lalu.
Sejumlah analis menilai, kasus Covid-19 di Korut ini mempunyai makna penting bagi banyak orang. Salah satunya yakni menahan ambisi nuklir Korut yang sedianya dipertunjukkan tahun ini. Tapi, beberapa jam setelah pengumuman kasus Covid-19, Korut menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang. Padahal uji coba rudal ini dilarang.
Juni tahun lalu (2021), media pemerintah melaporkan pemimpin tertinggi Kim Jong Un menghukum para pejabat karena insiden besar terkait Covid-19. Tidak dirinci apa kasus yang dimaksud. Bisa jadi ini pun usaha untuk menjaga citra Korut. Belakangan, nasib dihantam Covid-19 pun tak terelakkan.
Korea Utara berbatasan langsung dengan Korea Selatan dan Cina, yang terus berjuang mengendalikan penyebaran Covid-19. Saat ini Cina kesulitan mengendalikan gelombang varian Omicron dengan melakukan karantina wilayah di kota-kota besarnya. Sedang Korut baru kelimpungan mencegah penularan Covid-19. Satu bagian ini, Korut ketinggalan dari negara lain. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H