Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengapa Kami Mengasuh Sendiri Anak Kami

12 Mei 2022   12:07 Diperbarui: 12 Mei 2022   19:55 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orangtua menjadi pihak pertama yang menanamkan prinsip, pondasi dan nilai yang benar kepada anak. Bukan guru di sekolah, bukan Mbah apalagi helper. Kalau guru dianggap sebagai orang yang harus digugu lan ditiru, orangtua harus menjadi penanam prinsip hidup yang benar. Dan ini harus dilakukan secara konsisten.

3) Menginvestasikan waktu pada periode emas (golden age

Meski tidak pernah ikut kelas parenting, kami paham pentingnya periode emas (golden age).

Sigmund Freud mengatakan, periode usia di bawah lima tahun sebagai periode emas bagi tumbuh kembang anak, karena dalam usia tersebut masa perkembangan anak sangat pesat. (theasianparent.com)

Bayangkan jika si anak hanya mendapat perhatian penuh hanya tiga bulan sejak lahir. Lalu dalam golden age-nya dia diasuh oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau tidak memiliki prinsip pengasuhan yang benar.

Sekitar 50% kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia empat tahun. Langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan golden age anak yaitu memberi stimulus yang tepat, belajar sambil bermain, memandu anak secara konsisten, dan pendidikan parental care. Anak cerdas itu bukan otomatis, tapi dibentuk dari stimulus-stimulus yang diberikan.

Kami juga ingin, pada golden age anak kami diisi dengan waktu-waktu berkualitas bersama kami, orangtuanya. Tetap semangat untuk kita, khususnya orangtua dalam mengasuh anak. --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun