Contoh lain adalah mahasiswa. Waktu kuliah aku mengenal istilah mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), yang dikomparasi dengan mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat). Si kura-kura dianggap lebih baik karena terlibat organisasi, lebih produktif mungkin. Tapi... banyakan rapat dan agenda organisasi, studinya keteteran juga rezekinya dipatok ayam. Teman-teman, bahkan adik angkatan sudah wisuda, situ masih pusing mengerjakan proposal tugas akhir. Menggagas judul pun tak berani, wkwk.
Anda mendambakan sosok teman hidup yang ideal, yang paling sempurna. Padahal tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang punya kekurangan, yang bisa dilengkapi oleh pasangan yang tepat. Karena terlalu selektif, orang yang mungkin pernah menaruh perasaan pada anda malah sudah menikah dan punya anak. Rezeki dipatok ayam.
Menulis artikel ini kesiangan juga berpotensi rezekinya dipatok ayam. Makin minim pembaca dan kadar aktualnya, hihi.
Akan ada banyak contoh lain bisa disebutkan. Prinsipnya, supaya si ayam tidak mematok rezeki kita, hendaklah hidup dengan sat-set (cekatan). Jangan berdiam pada zona nyaman. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H