Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dear Mahasiswa, Belajar Dulu yang Bener Jangan Gampang Keblinger

13 April 2022   12:45 Diperbarui: 13 April 2022   13:05 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Postingan bernada provokasi sebelum pengeroyokan Ade Armando | gambar: tangkapan layar detik.com

Sekelompok mahasiswa, menamakan diri Aliansi BEM SI (Seluruh Indonesia) melakukan demo di berbagai daerah, termasuk di depan gedung DPR, di Jakarta (11/4/2022). Demo ini adalah lanjutan aksi pada 28 Maret 2022 lalu.

Ada enam tuntutan yang dibawa mahasiswa dalam demo tersebut, yakni:

  1. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi memberikan sikap terkait penundaan pemilu/ masa jabatan tiga periode.
  2. Meninta Jokowi menunda dan mengkaji ulang UU Ibu Kota Negara, termasuk pasal yang dianggap bermasalah karena berdampak pada lingkungan, ekologi dan kesejahteraan masyarakat.
  3. Mendesak dan menuntut Jokowi menjaga kestabilan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran.
  4. Mendesak dan menuntut Jokowi mengusut kasus mafia minyak goreng.
  5. Mendesak dan menuntut Jokowi menyelesaikan kasus konflik agraria di Indonesia.
  6. Mendesak dan menuntut Jokowi-Maruf Amin menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatan.

Di negara demokrasi, menyampaikan aspirasi adalah sah. Namun, jika persiapannya dilakukan kurang matang, justru menimbulkan kekacauan, esensi utama demo malah kabur. Kekacauan tersebut diantaranya, terjadi pengeroyokan pada Ade Armando.

Wahasiswa adalah kaum intelektual, yang harusnya bisa melihat akar masalah dan melakukan analisis SWOT (pasti pernah diajari di bangku kuliah, kalau rajin kuliah!) dalam memecahkannya. Yang perlu ditekankan adalah akal (logika) sehat, bukan emosional.

Lagipula dari keenam tuntutan dalam demo, tidak semuanya tepat. Mengkaji ulang UU IKN, misalnya. Lha pemindahan ibu kota sudah diresmikan, kenapa baru didemo sekarang?

Lalu desakan agar Jokowi memberi sikap tentang penundaan pemilu. Dalam banyak kesempatan, Jokowi sendiri mengungkapkan tidak berhasrat tiga periode. Ada pihak yang ingin menjebaknya, dengan mengangkat isu jabatan tiga periode. Dua hari setelah demo, Jokowi segera melantik dan mengambil sumpah jabatan anggota KPU dan Bawaslu di Istana Negara (Instagram/Jokowi). Apa sikap ini kurang tegas, adik-adik mahasiswa?

"Misteri" minyak goreng yang berlangsung berbulan-bulan memang meresahkan. Miris, negeri penghasil sawit kok langka minyak goreng. Isu ini memang pas diangkat, agar mafianya diusut tuntas.

Namun, kekacauan yang mewarnai demo ini perlu menjadi evaluasi. Adik-adik mahasiswa, kalian itu pintar, tapi belajar dulu yang bener, supaya tidak keblinger (KBBI: sesat, keliru). Kenapa aku katakan keblinger?

Situasi saat ini tentu berbeda dengan 1998. Waktu itu (1998), gelombang mahasiswa memang berhasil menggulingkan Soeharto yang zalim karena korupsi dan pelanggaran HAM. Aksi demo seperti ini adalah heroik, dalam rangka menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh rakyat.

Namun, kondisi 2022 tidak segenting '98, kenapa harus demo besar di berbagai daerah? Pertama, kelangkaan minyak goreng memang meresahkan. Pemindahan IKN juga bukan sesuatu yang mudah dan bukannya tanpa risiko. Tapi, yang paling mendasar, sampai saat ini Jokowi tidak korupsi. Kenapa kalian adik-adik mahasiswa adem ayem saat pendahulu Jokowi tidak banyak bekerja, dan hanya sanggup membuat "monumen" Hambalang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun