Lagi pula, orang yang di pasar/ lewat pasar tidak semuanya muslim, tidak semua puasa. Ada juga yang niat mau berpuasa, tapi karena datang bulan, lalu batal puasanya. Di Salatiga ada banyak mahasiswa dari luar pulau yang non-muslim, yang tidak berpuasa. Biasanya paling "menderita" di bulan puasa karena hampir semua warung makan sekitar kampus tutup. Kalau pun ada yang buka, menunya bukan selera mereka. Tapi daripada kelaparan, mereka makan juga.
Fenomena orang berjualan makanan di bulan puasa kiranya menjadi ujian dan latihan bagi yang menjalankan puasa. Puasa bisa diartikan menahan diri pada makanan, minuman atau sesuatu hal tertentu pada rentang waktu tertentu. Jika niat puasa, ada yang jualan makanan semenggoda apa pun, tak usah dibeli jika belum waktunya berbuka. Misal ada orang yang tidak puasa, lalu dengan tulus menawarkan anda makanan/ minuman pada anda padahal sedang puasa, masa iya anda pasrah menerima?
Para pedagang makanan di Salatiga tetap berjualan di pasar meski di bulan puasa mempertegas toleransi di kota ini. Pantas saja kota ini dinobatkan sebagai kota paling toleran tertinggi di Indonesia (di atas Singkawang dan Manado) dengan Indeks Kota Toleransi (IKT) 2020 sebesar 6,717. Sebelumnya, pada 2015, 2016 dan 2018 Setara Institute juga menempatkan Salatiga di posisi 10 besar kota paling toleran di Indonesia.
Direktur Riset Setara Institute, Halili Hasan berujar, indikator penilaian ini dilihat dari regulasi dan kebijakan yang diterapkan pemerintah di suatu kota. Bentuk konkret penerapan regulasi pemerintahan yang toleran dapat dilihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Darurat (RPJMD). Menurut studi dalam Indeks Kota Toleran, Salatiga memiliki RPJMD dengan kualitas lebih baik dibanding kota lain dalam hal toleransi.
Di lingkup RT domisiliku juga senada. Pertemuan rutin tetap diadakan dengan prokes. Biasanya dilakukan pukul 19.00, namun untuk menghormati yang berbuka puasa dan sholat, pertemuan dilakukan lebih larut, jam 20.00 WIB. Toleransi dalam keberagaman ini yang perlu kita jaga dan lestarikan.
Empat dikali empat sama dengan enam belas
Biar telat ucapanku ikhlas: Selamat menjalankan ibadah puasa bagi anda yang merayakan --KRAISWANÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H