Rara mengungkapkan, caranya mengusir hujan yakni melalui perantara getaran suara dari mangkok emasnya. Getaran suaranya sampai ke hati, telinga bahkan sampai ke alam lain. Langit mendung pun bergeser mengikuti langkah kaki dan suara yang dihasilkan mangkuk yang dibawanya.
Pawang hujan di zaman kuno
Di dalam Alkitab Perjanjian Lama, masa dua ribuan tahun lalu, ada seorang yang sanggup menghentikan dan mendatangkan hujan. Gelar orang tersebut adalah nabi, namanya Elia.
"Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan." Si nabi ini menahan hujan agar tidak turun selama tiga setengah tahun. Sampai suatu hari ia berdoa di puncak gunung dengan membungkuk ke tanah. Ia memohon kepada Allah agar hujan turun. Akhirnya awan menjadi gelap, dan turunlah hujan yang lebat.
Netizen harus berterima kasih pada Rara
Yang namanya ajang internasional, pasti melibatkan banyak pihak. Dari panitia lokal, pemerintah hingga penyelenggara MotoGP. Maka, para pembalap juga layak berterima kasih pada Rara, atas jasanya menghentikan hujan. Sehingga mereka tidak harus pulang awal sebab batal balapan gegara hujan.
Para netizen budiman, yang keterampilannya nyinyir seperti saya juga harus bertobat. Aksi Rara memberi manfaat, ajang balap tetap terlaksana. Salah satu pembalap Yamaha Fabio Ouartararo juga bernada mengejek aksi Rara. Melalui video tik-tok @elmarquez_, Fabio menggosok-gosok mangkok kertas dengan sendok kayu. Sayang, mangkoknya jatuh. Mungkin dia sudah janjian dengan netizen +62.
Meski begitu, tak sedikit yang memuji Rara. Menteri BUMN Erick Thohir dengan bangga menyebut aksi Rara sebagai kearifan lokal. CumadiIndonesia. Pembalap Suzuki Ecstar Alex Rins menganggap Rara berhasil menghentikan hujan. Mulanya Rins pesimis karena hujan deras yang tak kunjung berhenti. Aksi Rara juga dipuji oleh akun resmi MotoGP melalui twitter. "THANK YOU for stopping the rain! #IndonesianGP"
Beragam kepercayaan, tapi tetap menjaga persatuan
Rara Istiani Wulandari diketahui penganut Kejawen, berdarah Jawa dan tinggal di Bali. Ia sudah belajar menjadi pawang sejak kecil, dimulai dari pagelaran wayang di kampung-kampung. Rara mengakui, ritualnya menghentikan hujan melibatkan makhluk halus dari alam lain. Ia menekankan, yang membantunya bukan jin, melainkan roh leluhur (kalau di Bali dewa-dewi).
Rara terbiasa melakukan meditasi sebelum menjalankan ritualnya. Sehingga langit berada di bawah kendalinya. Atas izin Tuhan, langit adalah miliknya. Di langit itu ada teman-temannya, para pekerja, pembalap, dan pemerintah. Ibaratnya, langit adalah AC raksasa, Rara-lah yang memegang remote-nya.