Sebelum Indonesia, ada banyak negara lain yang memindahkan ibu kotanya. Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia (1960). Australia: dari Melbourne ke Canberra (1927). Selandia Baru: dari Kororareka ke Wellington (1865). Pakistan: dari Karachi ke Islamabad (1960).
Tiga negara berikutnya, Nigeria memindahkan ibu kotanya dari Lagos ke Abuja (1991). Kazakhstan: dari Almaty ke Akmola---lebih dikenal dengan Nur-Sultan (1997). Terakhir Myanmar: dari Yangon ke Naypyidaw (2005).
Menjadi sumber mata air
Filosofi luhur dari kendi inilah yang dipegang Presiden Jokowi dalam prosesi peresmian IKN baru. Sebagai bangsa yang berbudaya, menjalankan adat adalah keniscayaan. Malah harus dilestarikan sebab nilai-nilainya penting sebagai pedoman di tengah gelombang globalisasi.Â
Ritual yang dilakukan Jokowi adalah kegiatan biasa yang tidak melibatkan dukun, atau orang pintar untuk mengucap mantra. Penuangan air dan tanah merupakan simbolis. "Tanah" dan "air", jika kedua katanya digabung menjadi Tanah Air.
Budayawan Irfan Afifi menilai ritual Kendi Nusantara di IKN bermakna sangat dalam. Air adalah sumber hidup. Jika dikucurkan di suatu tempat atau proses tertentu, ia mengandung makna dan harapan akan sesuatu yang hidup. Ia berharap IKN Nusantara menjadi kota yang hidup dan menghidupi masyarakat ibarat sumber mata air. Membuat hidup sejahtera lahir dan batin. --KRAISWAN
Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H