Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ritual Kendi Nusantara, IKN Diharapkan Menjadi Sumber Mata Air

16 Maret 2022   23:12 Diperbarui: 20 Maret 2022   13:57 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum Indonesia, ada banyak negara lain yang memindahkan ibu kotanya. Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia (1960). Australia: dari Melbourne ke Canberra (1927). Selandia Baru: dari Kororareka ke Wellington (1865). Pakistan: dari Karachi ke Islamabad (1960).

Tiga negara berikutnya, Nigeria memindahkan ibu kotanya dari Lagos ke Abuja (1991). Kazakhstan: dari Almaty ke Akmola---lebih dikenal dengan Nur-Sultan (1997). Terakhir Myanmar: dari Yangon ke Naypyidaw (2005).

Menjadi sumber mata air

Filosofi luhur dari kendi inilah yang dipegang Presiden Jokowi dalam prosesi peresmian IKN baru. Sebagai bangsa yang berbudaya, menjalankan adat adalah keniscayaan. Malah harus dilestarikan sebab nilai-nilainya penting sebagai pedoman di tengah gelombang globalisasi. 

Ritual yang dilakukan Jokowi adalah kegiatan biasa yang tidak melibatkan dukun, atau orang pintar untuk mengucap mantra. Penuangan air dan tanah merupakan simbolis. "Tanah" dan "air", jika kedua katanya digabung menjadi Tanah Air.

Budayawan Irfan Afifi menilai ritual Kendi Nusantara di IKN bermakna sangat dalam. Air adalah sumber hidup. Jika dikucurkan di suatu tempat atau proses tertentu, ia mengandung makna dan harapan akan sesuatu yang hidup. Ia berharap IKN Nusantara menjadi kota yang hidup dan menghidupi masyarakat ibarat sumber mata air. Membuat hidup sejahtera lahir dan batin. --KRAISWAN

Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun