Bertolak belakang dengan istriku, temannya itu terbiasa berutang dari nominal ratusan ribu sampai jutaan. Bahkan saat dia sudah menjadi CPNS, sudah menikah, sedang istriku hanya mengurus rumah tangga dimintai pinjaman. Helo... situ sehat?Â
Meski selama ini utangnya dibayar, tapi kebiasaan berutang ini jadi sesuatu yang tak baik. Apalagi sudah menikah. Nanti kalau sudah punya anak apa kabar? Lagipula istriku tak ada yang mau dipinjamkan.
Satu lagi pengalaman temanku tentang utang. Bedanya, temanku ini segera bertobat dan belajar hidup sehat. Dia seorang pria, pekerja swasta di kota kecil. Nampaknya, masa kecilnya kurang bahagia sebab tak bisa bermain game di HP. Maka, setelah kerja dia ingin "balas dendam" dengan membeli PC (Personal Computer) khusus untuk gaming. Namun dengan metode bayar kemudian, dan onderdilnya dia beli terpisah.
Untuk beberapa bulan dia menikmati impiannya yang tercapai: punya komputer untuk nge-game. Masalahnya, tagihan tiap bulan bikin nyesek. Padahal dia juga perlu menabung buat menikah.Â
Akhirnya dia jual PC itu agar bisa menutup utang. Kasihan juga ya. Setidaknya, impiannya pernah tercapai. Aku salut dengan kawan ini, sadar sejak dini dan mau belajar dari kesalahan.
Lalu, bagaimana supaya tidak terjerat utang? Berikut ini beberapa nasihat yang perlu dicerna dan diendapkan dalam kepala.
Bergayalah sesuai isi dompetmu. -- Bob Sadino
Aku tak setuju dengan pengusaha gokil ini. Jutawan lansia berkumis putih, sedikit botak ini bergaya tak sesuai dompetnya. Masa iya, dia jutawan tapi bercelana pendek dilipat? Tapi orang kaya mah bebas!
Maksud kutipan Mbah Bob tentu saja kalau mau bergaya sesuaikan dengan pendapatan. Lagi pula, kalau Anda orang kaya tidak harus menutup raga dengan benda-benda branded. Kalau bisa sisihkan rezeki untuk sesama yang membutuhkan, lebih bermanfaat.
Aku pun begitu. Hampir tak pernah beli pakaian baru. Kalau pun ada diberi orang. Atau harus beli untuk keperluan pekerjaan. Apalagi selama pandemi, mau dipakai ke mana baju baru?
Demikian pula dalam hobi. Semasih lajang, sebulan bisa beli minimal satu buku. Kini, dengan tanggungan tiga kepala, mau servis motor pun nunggu THR, haha.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!