Lebih besar pasak daripada tiang
Itulah kutipan favorit bagi mereka yang sudah bekerja keras, tuntas dan ikhlas tapi belanga masih saja bolong. Termasuk aku, hehe.Â
Tapi, biar gaji seseorang berkali lipat dari UMR, bisa saja tetap terjerat utang jika tidak dikelola dengan baik.
Bolehkah kita berutang?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada pertanyaan lebih mendasar untuk dikupas, "utangnya untuk apa?" Semoga bukan untuk "nafas" harian, padahal sudah ada gaji bulanan. Berutang untuk biaya atau kebutuhan sekolah anak, wajar. Itu jalan ninja orang tua agar anaknya mendapat masa depan yang lebih baik.
Tapi utang untuk HP, mobil baru, rumah mewah, pesta pernikahan atau sekedar memoles diri? Berlebihan, karena toh kita tak langsung kenyang dengan itu. Bahkan jadi kerugian semata kalau tak sanggup untuk membayar. Kecuali misalnya dijalankan untuk berbisnis, malah bisa mendapat keuntungan.
Maka, jawaban atas pertanyaan di atas, boleh, asal sanggup membayar.
Aku menceritakan kisah beberapa rekan yang tersandung kasus pinjol (pinjaman online).Â
Kerabatku (perempuan) mengajukan pinjol awalnya untuk membeli HP dan laptop baru. Alasannya sih HPnya untuk berdagang (beda dengan HP pribadi loh!). Sedang laptopnya untuk mengerjakan tugas kuliah.Â