Mereka melibatkan tujuh seniman, merepresentasikan tujuh organisasi pemuda yang berkontribusi dalam Sumpah Pemuda. Hari gini, mengolah barang bekas? Sepele, tapi value-nya tinggi, toh?
Gaya hidup berbagi
Dari barisan artis di Indonesia yang demen pamer kekayaan, 'merayakan' kematian demi konten di Youtube, atau yang suka berbagi rezeki lewat SMS; kita perlu mengagumi artis yang gaya hidupnya berbagi. Salah satunya, Cinta Laura.
Dalam salah satu tayangan TV bertema "Prestasi vs Sensasi", Cinta Laura mengungkapkan prestasi lebih penting dibanding sensasi.
"Jika kita sudah punya anak", ungkap Cinta, "lalu kita melakukan sesuatu yang negatif, apa kita ndak malu kalau anak kita melihat yang negatif itu?" Seketika membungkam artis penganut sensasi dalam acara tersebut.
Cinta ingin masuk buku sejarah, kelak jika sudah meninggal, orang akan mengingatnya pernah melakukan sesuatu yang positif. Masuk akal kan, gais?
Selain pintar dan cantik physically, Cinta juga cantik hatinya. Dia berani menerobos gaya hidup hedon yang lazim dijalani para artis.
Dalam channel Youtube Gritte Agatha, Cinta mengungkapkan bahwa dari kecil dia diajari melihat segala sesuatu dari perspektif yang luas.
Dia merasa bersalah misalnya, membeli tas branded seharga 30 juta. Padahal dengan uang itu, banyak keluarga atau anak yang bisa disekolahkannya. Pakai 30 juta untuk beli tas, not worth it, ujarnya.
Cinta tidak membual. Melalui yayasan keluarganya, Soekarseno Foundation (soekarsenofoundation-clk.org), Cinta dan keluarganya berkomitmen membantu pendidikan anak-anak di Indonesia yang mengalami kendala, khususnya di daerah Cijeruk, Bogor.
Di tengah pandemi yang menghambat pembelajaran tatap muka, anak-anak di kaki Gunung Salak mengikuti pembelajaran daring (dari rumah). Sebabnya susah sinyal.