Baca juga: Kami Berani Divaksin, Kamu?
Ternyata, kepsek juga mencarikan vaksin dosis kedua untukku. Bersyukur untuk orang-orang yang memperhatikan, terima kasih. Aku sampaikan, aku belum tiga bulan sejak negatif. Beliau menutup telepon, bertanya dulu pada satgas. Tak sampai lima belas menit, telepon kembali berdering. Katanya aku boleh mendapat vaksin. Aku diminta menyiapkan kartu vaksin dan foto kopi KTP. Besoknya setelah mengajar, aku boleh pergi ke lokasi vaksin. Akhirnya, dapat dosis kedua. Berikut tiga kebahagiaan yang menyertai.
1) "Tameng"-nya lebih lengkap
Aku dan istri terpapar di waktu bersamaan. Namun, aku pulih lebih cepat (13 hari) dibanding istri. Beberapa temanku menganggap, suntikan vaksin pertama menjadi faktor pendukung. Aku juga meyakininya. Virus lumpuh yang disuntikkan ke dalam tubuhku memberi alarm agar tubuhku segera mengerahkan 'tentara' imun dan memerangi si virus. Kini, setelah dua suntikan didapat, harusnya sistem imun tubuhku bertambah kuat. "Tameng"-nya lebih lengkap.
Ini sangat menolong karena minggu depan sekolahku sudah diadakan PTM Terbatas. Sangat berisiko jika aku belum mendapat dosis kedua. Kini, risikonya lebih kecil. Ini juga jadi salah satu caraku melindungi keluargaku.
Tapi aku---dan setiap kita---pantang berpuas. Sebabnya virus ini terus bermutasi dengan varian baru dalam waktu singkat. Varian Mu (B1621) yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia dan telah menyebar di 40 negara. (detikcom) Secepat-cepatnya kita mendapat vaksin, lebih cepat si virus bermutasi. Ini menyebabkan efikasi vaksin menurun. Biar sudah dua dosis vaksin, prokes jangan kendor gan!
2) Dua dosis, semua gratis!
"Aku didaftarkan vaksin, pas datang disuruh bayar..." Demikian penggalan percakapan seorang pemuda dengan pasangan suami istri di depan gedung vaksinasi. Nampaknya pasutri tersebut mendapat informasi yang kurang lengkap sebelumnya tentang vaksinasi. Dikira gratis, malah disuruh bayar.
Untuk masyarakat menengah ke bawah, akan makin susah hidupnya jika vaksin saja harus bayar. Vaksin merek Sinopharm, misalnya, untuk dua dosis dan layanan biayanya mencapai Rp879.140 per orang. (tempo.co) Vaksin berbayar sendiri merupakan program Vaksinasi Gotong Royong, yakni bagi lembaga atau perusahaan yang ingin memberikan vaksin pada pegawainya. Jadi tak harus menunggu dari pemerintah.
Aku, dan kebanyakan kita wajib bersyukur. Mendapat dua dosis vaksin, gratis! Terima kasih, pemerintah Indonesia.