Senin siang, sepulang sekolah. Kedua kaki bagian paha atas dan bawah terasa cenat-cenut. Beberapa hari setelahnya, malah tulangnya seperti ditusuk, dihantam seperti mau patah. Jalannya setengah pincang. Malamnya paling yahud. Di lengan tangan bawah juga sama. Kenapa ini? Apakah karena kurang olahraga? Malas bergerak? Sampai tiga hari, rasa nyut-nyut itu bergeming.
"Makanya, sudah dibilang ndak usah dimasak semua kemarin. Ngeyel sih, hahaha". Bahagia kali istriku. Apa salahnya aku makan daging rendang? Tidak dilarang toh?
Kebanyakan. Meski hanya dua potong, itu kebanyakan untuk tubuh. Apa yang aku alami ini disebut asam urat. Alamak. Dulu aku menjadi satu yang ikut tertawa atas teman kantor yang kena asam urat. Kini, aku yang ditertawakan istri. Begini toh, rasanya asam urat.
Asam urat sendiri dipicu oleh purin dalam tubuh. Masalahnya, jika makan makanan yang mengandung purin tinggi terjadilah penumpukan purin pada bagian tubuh tertentu. Jika purin sudah menumpuk, jadilah asam urat.
Beberapa makanan yang memicu asam urat yakni jeroan hewan, hidangan laut, dan daging merah. Lalu Riwayat penyakit asam urat dari anggota keluarga. (halodoc.com) Nah, bapakku juga ada asam urat. Klop!
Berhari-hari aku bergumul dengan urat yang keasaman. Istriku, meski pegiat herbal sedang mencari cara terbaik untuk mengobatiku. Menurut istriku, bahan herbal yang bisa meredakan asam urat adalah mahkota dewa dan daun sirsak yang diseduh. Karena belum punya bahannya, pengobatan tertunda.
Cara lain untuk meredakan asam urat yakni mengindahari makanan yang mengandung purin tentunya, perbanyak minum air putih, mengonsumsi buah yang mengandung antioksidan tinggi dan rutin berolahraga. (halodoc.com) Selain itu, buah dan sayur yang kaya vitamin C, kopi (I am the lover of this), jahe, kunyit dan air putih. (alodokter.com) Empat daftar terakhir sudah rutin aku minum. Jadi tinggal tunggu pemulihan. Sampai artikel ini ditulis, gejalanya makin ringan, syukurlah.
Akhirnya, kawan, terima kasih sekali lagi untuk daging yang dibagikan. Aku belajar lebih menahan diri, tidak kalap makan berlebih. Karena enaknya hanya di mulut, selebihnya cenat-cenut. Salam sehat. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H