Hari-hari berlalu. Sakri dan Surti menikmati masa pengasuhan penuh cinta. Si bayi tumbuh ideal. Tepat besok, mereka harus menyerahkan bayi mungil itu. Iinilah hari yang tepat untuk memberi tahu istrinya, apa pun responsnya.
"Dek, lucunya anak kita... Dia akan bertumbuh jadi lelaki yang gagah", Sakri mengambil jeda. "Iya, Kang Mas." Tapi ada hal penting harus aku sampaikan. Bayi kita lahir membawa kebahagiaan, tapi ada harga harus dibayar..."
"Apa maksud, Kang Mas?" Diserahkannya salinan formulir yang ia tandatangani kepada istrinya. Jatuh setitik cairan melewati matanya, harus menerima kenyataan pahit itu. Tiga bulan kebahagiaan harus dibayar dengan mengorbankan putranya, kebahagiaan itu. Tapi Sakri dan Surti yakin, Yang Maha Kuasa sanggup memberi kebahagiaan lain. Tamat
***
Seperti bintang-bintang di langit, sebanyak itulah kelak keturunannya. Abraham pun tertawa. Mana mungkin di masa senja berumur 100 tahun ia memiliki seorang anak, sedang Sara, istrinya berumur 90 tahun telah mati haid?
Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan?
Lalu mengandunglah Sara, dan melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham pada hari tuanya. Ishak namanya. Sesuai janji Allah. Abraham memiliki keturunan, seorang anak laki-laki.
Tapi belum lama mereka bersama anaknya, Abraham mendapat tugas mahaberat dari Allah. Ia harus mempersembahkan anaknya yang tunggal sebagai korban bakaran di Tanah Moria. Anak laki-laki tunggal, yang dinantikannya seumur hidup harus dikorbankan. Bagaimana dengan janji keturunan sebanyak bintang di langit?
Allah Maha Kuasa, Dia pasti sanggup memberikan ganti anak yang lain, begitu iman Abraham.
Di tempat yang dimaksud, Abraham mendirikan mezbah dari tumpukan batu, disusun kayu bakar yang dibawa anaknya. Diikatnya anaknya, lalu dibaringkan di atas tumpukan kayu. Diambilnya pisau untuk menyembelih anaknya. Tiba-tiba...
"Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia... engkau takut akan Allah..." Sebuah ujian. Abraham pun lulus. Ia menoleh, dilihatnya seekor domba jantang di belakangnya. Tanduknya tersangkut semak belukar. Diambilnya domba itu, lalu dikorbankan sebagai pengganti anaknya. Dari mana domba itu? "Tuhan menyediakan." --KRAISWAN