Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Susu Beruang dan Lambannya Kita Belajar di Masa Pandemi

4 Juli 2021   22:44 Diperbarui: 6 Juli 2021   08:54 4325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susu beruang. Foto oleh Tribunnews.com/Hendra Gunawan

Bisa jadi, aku adalah satu-satunya manusia di bumi yang tidak tahu keampuhan susu beruang. Sampai stok di pasaran ludes. Sabtu (3/7) sore aku belanja beberapa kebutuhan pokok di suatu supermarket yang terkenal "belanja mudah, murah dan hemat".

Salah satu daftar belanjaku yakni susu beruang, yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit, katanya. Aku sendiri baru sekali minum susu ini, waktu isoman di Surabaya. Itu pun ditraktir, tak ada inisiatif membeli. Atas nama perhatian pada istri, aku ingin membelikannya juga barang tiga botol.

Setelah mengitari rak barisan susu, aku hampir menyerah karena tak menemukan susu bergambar beruang memegang segelas susu itu. Susu mahal, mungkin di rak khusus bagian depan. Untuk memastikan, aku bertanya, "Mas, susu b*ar br*nd di sebelah mana, ya?" "Kosong, Mas." Kosong. Haruskah aku panik? Perlukah mengecek ke semua tempat belanja di Salatiga? Wajibkah aku bertanya di grup jual-beli di Facebook?

Sudah kubilang, aku manusia yang lamban mengetahui keampuhan susu ini. Jadi respons seperti itu takkan aku lakukan.

Sejak kemarin sore 3/7, story media sosial temanku diwarnai panic buying sekelompok orang yang memborong susu beruang. Orang rela berbondong, berdesakan, berebut dan berkerumun membeli sebanyak-banyaknya susu beruang. Demi apa?

Banyak orang panik karena kasus Covid makin ganas. Tapi panik lalu membeli berlebihan susu beruang menurutku adalah fenomena lambannya kita belajar di masa pandemi. Belajar apa?

Anecdotal evidence 

Aku tak panik stok susu beruang di tempatku belanja kosong. Ternyata terjadi panic buying di beberapa tempat. Entah, siapa otak di baliknya, cepat menghipnotis masyarakat untuk memborong susu beruang ini. Harus diakui, pintar.

Ingat kan, peristiwa handsanitizer, masker, akik, gelombang cinta, janda bolong... Panic buying yang berulang. Musiman.

dr. Indra K. Muhtadi melalui laman Facebook berujar, panic buying di dunia medis disebut "anecdotal evidence", yakni efek sugesti. Mirip seperti air kobokan Ponari yang bisa menyembuhkan 1001 macam penyakit. Kalau minum susu masuknya ke perut, bukan paru-paru, karena gak dimasukin lewat hidung... jadi gak ada namanya minum susu bisa membuat paru-paru menjadi bersih.

"Kita berhasil, Pi! Mudah sekali membujuk orang-orang itu untuk membeli susu kita", begitu kata pemilik perusahaan susu beruang sambil toast gelas berisi susu Kambing dengan si Sapi, wkwkwk. Tak masalah, isinya susu sapi, gambar kalengnya beruang, iklannya naga.

Tips bisnis sukses #2. Buatlah iklan dengan kemasan seunik mungkin, tak nyambung tak apa, nyeleneh tak masalah. Makin nyeleneh, bakal menarik perhatian orang untuk membelinya dengan panik.

Baca juga: BTS Meal, dari Demam Korea sampai Propaganda

Panic buying susu beruang | sumber: screenshoot WA/Rosa, Landep
Panic buying susu beruang | sumber: screenshoot WA/Rosa, Landep

Susu beruang tidak melenyapkan penyakit

Hari pertama isolasi di kamar kos di Surabaya, mentorku mengirimkan banyak bahan makanan dan suplemen penambah kesehatan, salah satunya susu beruang. Lima botol diberikan padaku, sesuai lamanya kamar dipesan yakni lima hari. Idealnya, sehari diminum sebotol.

Baca juga: Pergi-Pulang Lancar Naik Kereta tapi Positif Covid-19, Kok Bisa?

Dalam lima hari itu kondisiku membaik. Aku yakin bukan susu beruang satu-satunya penentu. Banyak bahan makanan lain yang mendorong imunitasku makin baik. Bermacam makanan bergizi, buah-buahan, Virgin Coconut Oil, kapsul bubuk kelor, madu, lemon dan multivitamin. Aku lebih meyakini kombinasi bahan-bahan yang lengkap itu berperan penting meningkatkan imunitas tubuhku melawan virus.

Jadi, aneh dan tak masuk akal kalau orang memburu susu beruang sampai panik demi kesehatan. Kalau susu beruang bisa melenyapkan virus, maka kita tak perlu vaksin atau repot-repot menegakkan prokes 6M.

Panic buying bisa lebih berbahaya dari Covid-19

Dua petugas suatu swalayan di Jakarta nampak rehat sehabis menata tumpukan susu beruang. Dalam hitungan detik, sekelompok manusia dengan brutal menyerbu seperti rebutan bansos. Apa jadinya kalau pelayan itu tak menyingkir ya?

Ki: petugas swalayan menghindari kerumunan, ka: manusia panic buying | sumber: screenshoot WA/Rosa
Ki: petugas swalayan menghindari kerumunan, ka: manusia panic buying | sumber: screenshoot WA/Rosa

Pada akhirnya bukan varian virus Corona yang terus bermutasi yang mengancam kesehatan kita. Melainkan sikap kita yang serakah, mudah panik dan egois. Sikap panik mendorong orang membeli barang melebihi kebutuhan, sampai berebut. Padahal kondisi tubuhnya fit, tidak bergejala.

Bandingkan dengan sesamanya yang memang sakit dan butuh nutrisi tambahan. Itu egois namanya. Dikhawatirkan, tipe manusia yang mudah panik ini kalau (amit-amit) terpapar Covid-19, pasti panik luar biasa. Wong dalam kondisi sehat saja sudah panik.

Kepanikan juga berpotensi menumpulkan akal sehat. Atau karena tak memakai akal sehat, makanya jadi panik? Sebotol susu beruang 189 ml harganya Rp. 9.000 -- Rp. 10.000. 

Bandingkan dengan susu merek lain, per liter harganya sekitar Rp. 13.500. Isinya sama-sama susu, fungsinya juga sama. Kenapa orang rela berebut demi susu beruang? Susah diajak pinter...

Bagaimana kita menyikapi panic buying susu beruang

Anda juga tak kebagian susu beruang? Tenang, banyak temannya. Tak perlu panik berlebih. Percayalah, susu beruang ini bukan penentu mengalahkan Covid-19.

Mari menikmati fenomena ini sebagai hiburan. Jadikan sebagai lelucon yang otomatis bisa menaikkan sistem imun. Seperti meme beberapa teman di story WA berikut.

Produk susu yang nyeleneh, tapi menyebabkan panik | sumber: screenshoot WA/ Rosa/kostumkomik
Produk susu yang nyeleneh, tapi menyebabkan panik | sumber: screenshoot WA/ Rosa/kostumkomik

Si virus bingung lalu stress akibat susu beruang | sumber: screenshoot WA/Landep
Si virus bingung lalu stress akibat susu beruang | sumber: screenshoot WA/Landep

Yuk, tetap belajar, terus gunakan akal sehat di masa pandemi! --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun