Tentang nakes di puskesmas itu, aku yakin mereka bekerja sesuai SOP. Salah satu yang menangani tes berujar pada tiap pasien, agar memastikan nama dan alamatnya benar. Itu baik. Meski ada juga yang jutek. Saat kutanya kapan hasilnya keluar, dijawab sekenanya sambil menatap HP. Masih muda pula. Entahlah, mungkin dia mulai lelah akibat tingkah masyarakat dan pandemi yang tak kunjung mereda ini.
Dikira para nakes itu tak ingin duduk ngopi, membuat konten Tiktok, nonton Ikatan Cinta atau jalan-jalan ke pantai...?! Dikira pekerjaan mereka santuy seperti PNS? Tidak selalu, ferguso!
Waktu kami dites, ada empat nakes dengan APD komplit. Ada yang memberi brifing, memegangi jika pasien berontak atau panik, ada yang menawarkan tisu, mengambil sampel, dan membersihkan kursi sebelum dipakai pasien berikut. Entah berapa mililiter handsanitizer terkucur guna mencuci sarung tangan karetnya. Tahu rasanya telinga tertarik tali masker berjam-jam kan?
Pesan bagi kita semua, kooperatiflah. Kalau kena tracing dan dapat undangan tes, ya datang. Berjiwalah ksatria! Apa susahnya? Gratis pula. Jangan menjadi manusia egois dan menang sendiri.
Ini masih situasi perang, jangan lengah. Biar sudah divaksin. Meski orang-orang banyak yang kian abai dan mementingkan diri sendiri, tetaplah menjadi baik. Patuhilah protokol kesehatan. Kalau pun sampai (amit-amit) positif, itu bukanlah aib. Mending jujur, segera mendapat penanganan yang tepat.
Percayalah, Tuhan menciptakan kita dengan sistem imun yang baik. Ditambah pola hidup yang sehat, semoga bisa mengalahkan si virus, tanpa harus menularkan pada orang lain. Salam sehat buat kita semua. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H