Setelah semua guru dan tenaga kependidikan sudah divaksin, pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan. (tribunnews.com) Demikian janji Mendikbud Nadiem Makarim yang meneduhkan sekaligus menjadi dambaan sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya orang tua.
Sebagian orang tua merasa PJJ (pembelajaran jarak jauh) tidak efektif. Anaknya tidak bisa mengikuti, ketinggalan pelajaran. Jaringan internet tidak stabil. Penjelasan guru tidak jelas. Orang tua masih harus mengajari, padahal sudah capek kerja seharian.
Lebih pedas, PJJ ini disebut sebagai pembodohan generasi. Apa soal? Mal dan tempat wisata boleh beroperasi, tapi sekolah tatap muka tidak. Ini jelas pembodohan generasi.
Nah, dengan janji Mendikbud tadi, menjadi angin segar di tengah hari terik bagi kebanyakan kita.
Pelaksanaan vaksisnasi ini oleh pemerintah dibuat bertahap. Ada prioritas penerima. Dari kelompok pertama orang yang berada di garda terdepan dalam menangani Covid-19, kelompok berikutnya orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19, pelayan publik, masyarakat umum, tenaga pendidik di kelompok kelima dan keenam ASN-legislatif. (kompas.com)
Sejak sosialisasi pelaksanaan vaksinasi ini saja sudah banyak kontra yang menyesatkan masyarakat, sekaligus menghambat gerak pemerintah. Mereka yang menganggap Covid-19 hoaks, yang katanya bahan pembuatan vaksin haram, pemerintah jualan vaksin, sampai kompor-kompor vaksin ini berbahaya, bisa menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Tindakan pembodohan melawan kiat pemerintah ini pernah dilakukan Ribka Tjiptaning, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDIP. Ribka pongah berujar lebih baik membayar denda bersama keluarganya daripada disuntik vaksin. Kenapa tidak ditenggelamkan ke laut saja? Bilang saja takut...
Syukurnya, dari segelintir masyarakat penyangkal Covid-19 dan penolak vaksin, lingkungan kerjaku diisi orang-orang berakal sehat. Mereka semangat mengikuti vaksinasi, sabar menanti jadwal dari pemerintah. Sampai dibuatkan twibbon "Kami Siap Divaksin!". Mantab!
Namun, apa jadinya kalau sampai penghujung Tahun Ajaran 2020/2021 para guru belum semuanya divaksin? Bagaimana mau menerapkan PTM?