Materi dilanjutkan Bapak Imam Taufik dari SMA N 1 Semarang, khususnya untuk konten Literasi. Bapak ini seolah tahu pertanyaan kebanyakan guru, orang tua, maupun siswa. Apakah AKM mengganti UN? Apa bedanya AKM dan AN? Langsung dijawab, bahwa AKM tidak menggantikan UN. Karena UN digantikan oleh US---instrumen pemetaan bagi sekolah.
AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) adalah bagian dari AN (Asesmen Nasional). AN terdiri dari AKM, Survei Karakter (SK) dan Survei Lingkungan Belajar (SLB).
Apakah AKM = soal HOTS (High Order Thinking Skill)? Tidak semua soal AKM adalah soal HOTS. Tidak semua soal HOTS adalah soal sulit yang tidak bisa dikerjakan siswa (seolah makin sulit soalnya, makin hebat pembuatnya). Ciri soal HOTS adalah tipe soal yang mengharuskan anak menggunakan tahapan berpikir dalam menyelesaikannya. Bukan "Sebutkan", "Tuliskan", "Jelaskan", atau "kan-kan" yang lain.
Jika mengacu pada Taksonomi Bloom, dalam soal HOTS lingkup berpikir siswa meliputi menganalisis, mengevalusi hingga mencipta.
"Soal HOTS bukan berarti soal yang sulit"
Tidak ada soal AKM yang tidak diawali dengan stimulus. Berarti semua pembuatan soal AKM harus disertai dengan stimulus. Stimulus yang bermakna, yang relevan dengan topik dan dekat dengan keseharian para siswa.
Kenapa soal AKM terkesan sulit? (Bahkan pada Tes Tengah Semester II di sekolah kami, saat kami mencoba pendekatan soal AKM, beberapa orang tua murid mengeluh, kenapa soalnya sulit dan belum pernah diajarkan. Jeng-jeng...) Untuk membuat soal AKM harus dilakukan secara jeli dan teliti. Komponennya harus sesuai. Bukan gampangan, juga bukan yang sangat sulit sampai tak bisa dikerjakan.
Bentuk soal AKM tidak melulu pilihan ganda. Perhatikan gambar berikut:
Dalam membuat pasti dilengkapi dengan kartu soal (berisi kisi-kisi, soal dan jawaban). Penulis buku AKM ini menyampaikan, harus membuat kisi-kisi baru soal, jangan terbalik. Penelaah soal harus beda orang dengan pembuatnya. Kalau dilakukan orang yang sama, pasti benar semua. (Di sekolah kami penelaah/ korektor soal adalah waka, kepala sekolah dan guru pamong)