Nah, keluhan pertama tentang hasrat lebih mahir Berbahasa Inggris sudah terpenuhi, gratis. Lalu, hasrat kedua yang mirip dengan itu yakni,
Percayakah anda bahwa Tuhan adalah pemberi kejutan terbaik? Percayalah, Ya. Lagi, melalui cara, waktu dan sosok tak terduga, Ia berhasil mengejutkanku. Pada 16/03, seorang kakak alumni mengontak (japri), menanyakan apakah bisa Memberikan les pada anak temannya. Wah... macam dapat durian runtuh.
Pasalnya? Kondisiku, katakanlah "Cepat datang, cepat pergi" dibandingkan "Lebih besar pasak daripada tiang". Masih mending ada yang mampir, meski pas-pasan. Daripada kurang. Pesan kakak alumni itu menjadi berkah tersendiri. "Anaknya sekolah di SI (Sekolah Internasional)", jelas kakak itu. Mateng(2)!
Aku pernah memberikan les sebelumnya, dari jenjang SMP-SMA. Mapel umum seperti fisika atau matematika. Dengan Bahasa Indonesia. Kali ini jika harus memberikan les dengan Bahasa Inggris... Bercanda.
Berkah dan tantangan. Berkah karena aku bisa mendapat tambahan pemasukan. Tantangan karena harus menggunakan Bahasa Inggris untuk mengajar Math, jenjang SD. Gini lho, bicara Inggris dengan sesama orang dewasa saja sudah kewalahan. Gimana dengan anak SD? Math lagi.
Meski begitu, dengan sedikit iman dan penuh kenekatan, aku iyakan juga tawaran itu.
Itulah sepenggal kisahku yang menggambarkan bagaimana dalam tahap 'stres' ringan lalu datanglah jawaban doa, melalui tantangan, dalam Bahasa Inggris. Memang harus pasang badan pada gelombang jika mau jadi pelaut handal.
Regards,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H