Seorang warganet @hayhayhaya membagikan keluhan ketika di dalam kereta. Tidak masalah penumpangnya siapa, anaknya siapa, selama membayar tiket dan tahu aturan. Yang jadi masalah dan lalu melahirkan sungut-sungut manusia normal adalah perilaku beberapa anak.
Aturan di kereta jelas: dilarang duduk di lantai, apalagi memanjat. Dua anak gadis menggelesot tanpa beban di lantai kereta. Dikira teras rumahnya kali. Lebih menggemaskan, seorang spiderman menyamar menjadi bocah laki-laki, tak jauh dari dua gadis itu duduk. Menginjak sandaran bangku, lalu berpegang pada besi penyangga barang, di tepi jendela. (sumpah, bajunya beneran spiderman!)
Tidak etis. Begajulan. Berbahaya. Mengganggu kenyamanan penumpang lain. Ibunya diam saja, lalu berkata "maklum namanya juga anak2..." Maklum mbahmu kipper!, timpal @hayhayhaya. Nah, ikut gemas kan?
Lebih lanjut, "ga punya manner gini ini yg bikin kita ga bisa ngehargai dan dihargai... ga diajarin antri, ga diajarin ga boleh treak2, maklumin aja terus sampe akhirnya bikin malu atau bikin celaka". Nyelekit. Ada benarnya. Permakluman yang menerus pada perilaku tak tahu tata krama bakal membuat malu atau celaka di kemudian hari.
Menutup kejengkelannya, si warganet menyimpulkan dengan perintah "please lah.. kalo emang ga bisa ngedidik anak mending ga usah berkembang biak" Pedas! Tajam. Perih. Anak anak orang, kenapa warganet yang nyinyir ya? Kalau bikin anak tapi tak bisa mendidik lalu menyusahkan orang lain ya wajar warganet mengomel.
Akhir kata, menjadi orang tua memang tidak mudah. Apalagi mendidiknya. Tapi, pembiaran karena "masih anak-anak" tidak memberi manfaat apa pun. Minimal, izinkan anak berpikir, tempat umum bukan miliknya pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H