Sepadan di sini juga berarti seiman. Beribadah dengan keyakinan dan sudut pandang yang sama. Dalam iman Kristen, pernikahan hanya bisa dipisahkan oleh maut. "Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Matius 19:6
Pasangan hidup sepadan bisa dilihat dari motivator asal Australia, Nick Vujicic dengan Kanae. Kondisi fisik Nick tidak mungkin untuk membina keluarga, kata dunia.
Faktanya, Nick dan Kanae dikaruniai empat anak, dan pernikahan mereka terus bertumbuh. Itu karena pernikahan mereka bukan didasarkan pada hal-hal ragawi, atau apa kata orang. Melainkan penerimaan Allah yang menjadikan mereka tetap berharga dan saling mengasihi.
2. Harus berlawanan jenis
Ini penting, karena dunia ini semakin hancur akibat dosa. Di zaman sekarang, seiman saja tak cukup. Pernikahan sesama jenis menjadi biasa di 15 negara di Eropa. (tempo.co) Presiden terpilih Amerika ke-46, Joe Biden bahkan mendukung penuh LGBT. (viva.co.id) Ngeri!
Gerakan LGBT di Indonesia eksis sejak 1982. (republika.co.id) Pada Otober 2020, 16 oknum anggota TNI terlibat LGBT dipecat. (detik.com) Hak asasi manusia, katanya. Apa yang mau dicari dalam pernikahan dengan sesama jenis? Hubungan intim yang tidak wajar, tidak sesuai ajaran agama mana pun dan jelas berdosa!
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. --Kejadian 2:24
Dari ayat di atas jelas, "...laki-laki... bersatu dengan istrinya... keduanya menjadi satu daging." Ini sejalan dengan salah satu misi yang Allah berikan saat menciptakan manusia, "Beranakcuculah dan bertambah banyak". Bagaimana pernikahan sejenis dibiarkan pada tugas mulia ini?
3. Dewasa rohani
Kehidupan pernikahan adalah tentang saya dan pasangan... yang dipersatukan Allah. Allah-lah yang membentuk Hawa dari tulang rusuk Adam. Hawa inilah penolong sepadan bagi Adam. Melalui mereka, pertama kali diciptakan lembaga bernama keluarga.