Desember ini, doaku terwujud. Dalam suatu kesempatan bapak-ibu dan adikku berkunjung ke Sumatra Utara. Dalam kesempatan itu pula, kami bisa piknik singkat di tepian Danau Toba. Menikmati pemandangan sambil bakar ikan. Sederhana. Singkat saja. Meski tidak menyelesaikan semua soal, tapi pantas disyukuri. Akhirnya aku kembali menikmati piknik dengan keluarga.
Kalau ada yang tanya, "Pernah ke Sumatra?", bisalah diberi jawab.
3. Diberkati sebagai keluarga baru
Sukacita ketiga, buah dari doa dan pergumulan yang panjang, beralaskan anugerah dari Juruselamat, aku dipercayakan status baru.
Dari lajang menjadi menikah. Meninggalkan ayah dan ibu untuk menjadi satu tubuh dengan pasanganku. Ya, aku telah diberkati dalam pernikahan.
Menemukan pasangan hidup yang sepadan, menikahi orang yang dikasihi, itulah suatu sukacita! Aku mengimani bahwa pernikahan adalah kudus, hanya sekali seumur hidup dan satu-satunya. Puji Tuhan lagi, ini yang pertama. Dan semoga yang terakhir sampai maut memisahkan.
Yang membuat tambah istimewa, hari pernikahanku dilakukan di Bulan Desember, tepat satu minggu sebelum Hari Natal. Sukacitanya berlipat kali ganda. Dengan pasanganku itu aku akan menghabiskan sisa hidup yang Tuhan percayakan. Menjalani manis pahitnya kehidupan. Mensyukuri berkat, ujian, dan bermacam hadiah dari Tuhan.
Dengan kekasihku juga aku berkesempatan membentuk keluarga baru, suatu generasi untuk meneruskan keturunan. Namun secara spiritual, harus lebih baik dari orang tua. Menjadi keluarga yang terus bertumbuh dan hidup takut akan Tuhan.
Selamat menikmati sukacita bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Selamat Hari Natal!